Selasa 21 Jul 2015 04:48 WIB

Kisah Idul Fitri Muslim Rohingya di Malaysia

Rep: c34/ Red: Angga Indrawan
Etnis Rohingya terusir dari Myanmar.
Foto: AP
Etnis Rohingya terusir dari Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, ALOR SETAR -- Pengungsi Muslim Rohingya di Malaysia merayakan Idul Fitri dalam suasana sendu. Meski bersyukur masih bisa merayakan Idul Fitri dalam damai, mereka merasa sedih karena keluarga mereka di Myanmar masih berada di bawah penindasan.

Nurul Amin Nobi Hussein (25 tahun), salah satunya, adalah korban sindikat perdagangan manusia di Wang Kelian, Thailand Selatan. Ia diselamatkan setelah dua bulan ditahan di kamp transit tersebut.

"Saya sangat senang bisa berpuasa dan merayakan Idul Fitri di Malaysia tanpa rasa takut. Di Myanmar, Muslim yang berkumpul untuk shalat Id akan ditangkap oleh tentara," katanya kepada Bernama, Senin (20/7).

Hussein mengatakan, etnis Rohingya di Myanmar tidak bebas merayakan Idul Fitri. Orang tuanya yang tinggal di Maungdaw, Myanmar, tahun ini tetap tidak merayakan Idul Fitri dan hanya tinggal di rumah seperti hari-hari lainnya.

Tahun ini Hussein merayakan Idul Fitri dengan aman bersama istrinya, Nur Khaidha Abdul Shukur (24 tahun), dan kedua anak mereka, Mansur Ali dan Mohamad Yasir di rumah mereka di Simpang Kuala, Alor Setar.

"Tahun ini lebih spesial karena saya bisa membeli baju baru untuk anak-anak saya, memasak makanan dan membuat kue tradisional Rohingya. Kami juga bebas mengunjungi teman-teman di mana pun mereka tinggal," kata Hussein.

Jahedul Islam, pengungsi Rohingya lain, mengatakan umat Islam di Malaysia yang sangat diberkati untuk dapat merayakan Idul Fitri dalam lingkungan yang damai. Ia senang merayakan Idul Fitri di Malaysia sekaligus merasa sangat sedih karena keluarga dan kerabatnya masih hidup di bawah penindasan tentara Myanmar.

"Saya juga berduka dan merasakan rasa bersalah ketika saya memikirkan teman-teman yang menderita dan mati di tangan penjaga kekerasan di kamp," katanya.

Polisi menemukan 106 mayat korban perdagangan manusia di kamp-kamp transit di Wang Kelian. Sejumlah 99 di antaranya telah dikuburkan secara layak di pemakaman Pokok Sena Khairiah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement