REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Angka pengangguran di Australia melonjak tajam ke angka tertinggi sejak 1994 dengan 800 ribu orang sekarang ini menganggur. Itu berarti pengangguran berjumlah 6,3 persen, naik dari sebelumnya enam persen.
Angka ini digolongkan tinggi meskipun Biro Pusat Statistik memperkirakan selama Juli ada penciptaan 38.500 lapangan kerja baru. Para ahli ekonomi sebelumnya memperkirakan lapangan kerja baru yang tercipta adalah sekitar 10 ribu dan angka pengangguran akan naik menjadi 6,1 persen.
Alasan mengapa angka pengangguran naik tajam meskipun besarnya lapangan kerja baru yang tercipta adalah karenanya naiknya partisipasi sebesar 0,3 persen ke angka 65,1 persen.
Angka partisipasi adalah jumlah mereka yang berada yang sekarang ini sedang bekerja atau hendak bekerja, di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas. Ini berarti jumlah yang sekarang berusaha mencari pekerjaan lebih tinggi dibandingkan masa sebelumya sehingga mengalahkan jumlah lapangan kerja yang tersedia.
Ekonom senior St George Bank Janu Chan mengatakan terlepas dari persentase pengangguran meningkat, namun secara keseluruhan ini berita bagus bagi perekonomian Australia.
"Kita memang melihat angka pengangguran meningkat, namun angka lapangan kerja juga meningkat, jadi semua positif. Angka pengangguran meningkat karena tingkat partisipasi meningkat, dan itu berarti lebih banyak orang mencari kerja," katanya kepada Reuters.
"Data ini menunjukkan pasar tenaga kerja baru dan mungkin dampaknya adalah berkurangnya kemungkinan adanya pemotongan suku bunga." kata Chan.
Ekonom TD Securities Annette Beacher mengatakan berita bagus mengenai penciptaan lapangan kerja tertutupi oleh angka pengangguran yang meningkat ke angka tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
"Apa yang harusnya terlihat sebagai laporan lapangan kerja yang kuat sayangnya tertutupi oleh statistik buruk bahwa sekarang ini ada 800.700 orang yang menganggur di Australia." kata Beacher.
"Ini adalah angka pengangguran tertinggi sejak November 1994."
Ikuti Whatsapp Channel Republika