REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Australia Post langsung melakukan evaluasi besar-besaran setelah salah satu kontraktornya ditangkap polisi karena diduga terlibat sindikat kejahatan. Evaluasi akan dipimpin mantan Kepala Kepolisian Victoria Ken Lay.
Penunjukan Ken Lay dilakukan CEO Australia Post Ahmed Fahour dan langsung bekerja. Hasil evaluasi menyeluruh ini diharapkan selesai pada akhir Oktober mendatang.
Tiga pria, yaitu Baljit 'Bobby' Singh, Rakesh Kumar dan Mukesh Sharma, ditangkap Kepolisian Australia (AFP), Rabu (5/8) karena diduga terlibat berbagai penipuan terkait tenaga kerja yang digunakan Australia Post.
Selain ketiga pelaku, AFP juga menyita berbagai barang mewah termasuk sebuah mobil Ferrari 2014. Secara keseluruhan, petugas AFP menyita barang-barang senilai 8,5 juta dolar (Rp 85 miliar) dari para pelaku, termasuk rumah mewah dan uang kontan senilai 180 ribu dolar.
Bobby Singh, Rakesh Kumar dan Mukesh Sharma dituduh melakukan penipuan terhadap negara dan memalsukan berbagai dokumen, termasuk surat kelakuan baik serta dokumen kemahasiswaan di lembaga pendidikan yang mereka jalankan.
CEO Australia Post Ahmed Fahour kepada ABC menyatakan penunjukan Ken Lay membuktikan perusahaan BUMN Australia tersebut siap mengoreksi diri terkait penggunaan tenaga kerja yang disediakan pihak ketiga.
"Setiap penyelewengan dan perilaku melanggar hukum yang dilakukan para kontraktor kami, sama sekali tidak bisa ditolerir," kata Fahour.
"Kami selalu ingin memastikan, melalui cara-cara yang masuk akal, agar para kontraktor kami mematuhi hukum ketenagakerjaan yang berlaku," tambahnya.
Menurut Ken Lay, Australia Post menunjukkan keseriusannya memastikan agar semua perusahaan kontraktor yang bekerja untuk pengiriman barang-barang pos, membayar pekerjanya sesuai ketentuan.