Rabu 12 Aug 2015 11:13 WIB

Israel Bebaskan Pemimpin Ekstremis Yahudi

Israeli women walk in a Jewish settlement known as 'Gevaot', in the Etzion settlement bloc, near Bethlehem August 31, 2014.
Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Israeli women walk in a Jewish settlement known as 'Gevaot', in the Etzion settlement bloc, near Bethlehem August 31, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Aparat Israel membebaskan pemimpin ekstremis Yahudi yang mengeluarkan pernyataan provokatif untuk membakar gereja. Pernyataan itu dianggap meresahkan karena disampaikan di tengah serangan teror pemukim ilegal Yahudi. 

Juru bicara kepolisian Luba Samri mengatakan, Selasa (11/8), Benzi Gopsteintelah dipanggil oleh polisi seputar pernyatannya tentang pembakaran gereja. Namun ia dilepas setelah pemeriksaan.

Gopstein merupakan pemimpin kelompok kanan radikal Lehava. Dalam sebuah debat keagamaan di depan pelajar pekan lalu, ia mempertahankan pendapatnya tentang pembakaran gereja. Ia mengatakan, berdasarkan ajaran Yahudi, berhala harus dihancurkan.

Organisasi yang melindungi properti Katolik di Tanah Suci mengajukan gugatan atas pernyataan Gopstein tersebut. Gugatan disampaikan ke Jaksa Agung Israel Yehuda Weinstein.

Dalam suratnya yang dilihat AFP, the Custodian of the Holly Land meminta agar Gopstein didakwa, dan Lehava masuk dalam organisasi terlarang.

Pengacara Gopstein Itamar Ben Gvir mengatakan, kliennya dipanggil atas tekanan langsung dari Vatikan.

Sebelumnya kelompok esktremis Israel membakar rumah warga Palestina di Duma. Aksi pembakaran  menewaskan balita Palestina berusia 18 bulan. Ayah sang bayi belakangan juga tak bisa diselamatkan.

sumber : Maannews
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement