REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Partai politik di Sri Lanka mengakhiri kampanye pemilihan umum mereka pada Jumat malam (14/8).
Komisaris Pemilihan Umum MM Mohamed mengatakan semua tindakan akan dilakukan untuk menjamin partai politik secara ketat mematuhi hukum pemilihan umum dan menghentikan semua jenis kegiatan kampanye 48 jam sebelum pemungutan suara dimulai pada 17 Agustus.
Lebih dari 60 partai politik dan lebih dari 100 kelompok independen dijadwalkan bersaing dalam pemilihan anggota parlemen yang akan memilih parlemen baru dengan 225 anggota dan satu pemerintah baru.
Pertempuran untuk meraih mayoritas akan terjadi antara kedua partai politik utama, Front Nasional Bersatu (UNF) pimpinan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan oposisi Aliansi Kebebasan Rakyat Bersatu (UPFA).
Calon utama UPFA, mantan presiden Mahinda Rajapakse akan bersaing di Provinsi Kurunegala. UNF dalam kampanyenya telah berjanji akan membangun kembali negara pulau tersebut dalam 60 bulan ke depan dengan meluncurkan beberapa proyek pembangunan dan menawarkan pekerjaan yang stabil buat generasi muda.
Perdana Menteri Wickremesinghe telah menyampaikan keyakinan mengenai kemenangan dalam pemungutan suara dan membentuk pemerintah persatuan dengan melibatkan semua partai politik minoritas. UPFA dalam kampanyenya kembali telah menyatakan akan menjunjung Rajapakse sebagai perdana menteri masa depan dan membentuk pemerintah mayoritas yang stabil.
UPFA juga telah menyampaikan keyakinan akan menang dengan meraih lebih dari 113 kursi di parlemen untuk membentuk pemerintah baru.