Senin 17 Aug 2015 00:56 WIB

Sri Lanka Kerahkan Ribuan Polisi Jelang Pemilu

Sri Lanka
Foto: .
Sri Lanka

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Sri Lanka mengerahkan ribuan polisi Minggu untuk meningkatkan keamanan pada malam menjelang pemilihan umum setelah sebelumnya terjadi kekerasan sporadis yang menewaskan empat nyawa saat kampanye.

Inspektur Jenderal Polisi N.K. Illangakoon mengatakan 63.000 petugas akan disebar ke seluruh negeri untuk menjaga Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan pusat penghitungan suara pada Senin (17/8), sementara pasukan para-militer juga waspada apabila terdapat suatu masalah.

"Kami telah mengambil langkah-langkah tambahan untuk memastikan bahwa pemilu dilakukan secara damai dan tidak ada insiden dalam periode pasca-pemilu," kata Illangakoon dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, dua pekerja partai tewas dan belasan lainnya luka-luka ketika orang bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan saat berkuasa Partai Persatuan Nasional (UNP) melakukan pawai di ibu kota Kolombo dua pekan lalu.

Illangakoon mengatakan beberapa penangkapan telah dilakukan. Dua orang tewas dalam dua insiden penembakan terpisah di tempat lain selama kampanye selama sebulan.

Meskipun terjadi peristiwa jatuh korban, pemantau pemilu swasta mengatakan insiden yang terjadi dalam pemilu kali ini lebih sedikit dibandingkan dengan pemilu sebelumnya selama dua dekade terakhir.

Mantan orang kuat Mahinda Rajapakse yang kemungkinan mencalonkan kembali sebagai perdana menteri pada pemilu kali ini setelah kehilangan jabatannya pada pemilihan presiden pada lalu Januari setelah kalah dari salah satu anak didiknya, Maithripala Sirisena.

Banyak pengamat terkejut dengan kemenangan Sirisena atas Rajapakse yang telah berkuasa selama hampir satu dekade dan mengontrol untuk menumpas para pemberontak separatis Macan Tamil pada 2009.

Meskipun Rajapakse dicerca oleh sebagian besar masyarakat minoritas Tamil, ia mempertahankan dukungan luas di kalangan pemilih etnis Sinhala dan aksi kampanyenya telah menarik kerumunan massa dalam jumlah besar.

Sementara itu, Sirisena berjanji untuk memveto setiap upaya oleh Rajapakse menjadi perdana menteri jika partainya, yaitu Aliansi Kebebasan Rakyat Bersatu (UPFA) menangi penghitungan suara pada Senin. Sirisena adalah pemimpin resmi dari UPFA dan tidak menyetujui untuk mengizinkan Rajapakse ikut dalam pemilu kali ini.

Sekitar 15 juta orang berhak memberikan suara saat TPS dibuka pada Senin pukul 7.00 pagi waktu setempat atau 01.30 GMT dan hasilnya diharapkan diketahui paling lambat pada Selasa (18/8).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement