Rabu 19 Aug 2015 00:01 WIB

Pelaku Bom Bangkok Terekam dalam Rekaman Pengawas

 Personil polisi berjaga di lokasi ledakan bom di pusat kota Bangkok, Senin (17/8).
Foto: EPA/DIEGO AZUBEL
Personil polisi berjaga di lokasi ledakan bom di pusat kota Bangkok, Senin (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemimpin penguasa Thailand, Selasa, mengatakan pihak berwajib sudah mengetahui seorang tersangka dalam peledakan bom di Bangkok, yang menyasar warga asing di kuil ramai, dan menewaskan setidak-tidaknya 21 orang.

Serangan itu terjadi pada Senin petang di loka wisata ternama di Bangkok, memorakporandakan pengunjung kuil Hindu di dekat hotel berbintang lima dan pusat perbelanjaan mewah tersebut.

Warga Cina, Hongkong, Singapura dan Malaysia termasuk di antara 21 korban tewas, dan lebih dari 100 orang cedera dalam ledakan itu, yang menimbulkan bola api besar dan menghanguskan beberapa kendaraan bermotor.

Pemimpin penguasa Prayut Chan-O-Cha pada Selasa menyebut aksi pengeboman itu sebagai "serangan paling buruk" di Thailand, dan ia memberikan indikasi awal mengenai pihak-pihak yang diyakini oleh pihak berwajib bertanggung jawab atas ledakan itu.

"Hari ini ada tersangka, kami sedang mencari orang ini," kata Prayut kepada wartawan.

Ia menambahkan bahwa pria itu nampak dalam rekaman CCTV di lokasi ledakan. Prayut mengatakan tersangka diduga berasal dari kelompok anti-pemerintah yang berbasis di Thailand timur laut, tempat asal gerakan Baju Merah yang menentang junta militer.

Bangkok selama bertahun-tahun menghadapi kemelut politik yang mematikan, dengan junta memimpin negara itu sejak Mei 2014 setelah menggulingkan pemerintahan terpilih Yingluck Shinawatra.

Kelompok Baju Merah merupakan jaringan akar rumput yang terdiri atas penduduk kawasan terpencil dan kelompok urban miskin yang setia pada Yingluck dan kakak laki-lakinya Thaksin Shinawatra, politisi populis yang menjadi perdana menteri sebelumnya.

Pernyataan Prayut itu mengindikasikan bahwa penyelidikan diarahkan kepada kelompok yang setia pada keluarga Shinawatra, bukan pada militan Muslim dari Thailand selatan, kawasan yang dilanda pemberontakan berdarah selama lebih dari satu dekade.

Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, pihak berwajib Thailand mengatakan rekaman CCTV banyak membantu mereka sejak awal penyelidikan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement