Kamis 20 Aug 2015 14:19 WIB

Ingin Bebaskan Anbar dari ISIS, Konferensi Malah Ricuh

Sebuah sekolah yang hancur di Ramadi, Anbar, Irak.
Foto: aawsat.net
Sebuah sekolah yang hancur di Ramadi, Anbar, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, ANBAR -- Konferensi untuk pembebasan Provinsi Anbar, barat Irak, dari kelompok radikal Islam Irak dan Suriah (ISIS) ricuh. Rapat yang digelar di Hotel Al-Rasheed, Baghdad, berakhir dengan saling lempar kursi.

Pertikaian yang terjadi bermula dari rasa ketidaksenangan syeikh Anbar atas kehadiran sejumlah tokoh. Pertengkaran juga dipicu oleh tudingan pengkhianatan kepada pihak tertentu atas jatuhnya sebagian besar wilayah Anbar ke tangan ISIS.

Salah satu peserta rapat mengatakan, pertikaian bermula saat seorang yang diyakini kubu Perdana Menteri Nuri al-Maliki menilai kehadiran syeikh-syeikh suku di Anbar tidak pantas.

Namun Syeikh Mizhir Mula Khudhar, kepala suku Albu Fahad yang kehilangan puluhan anggotanya oleh ISIS mengatakan, pertengkaran terjadi usai konferensi, bukan saat pembicaraan.  Ia menegaskan, insiden ini tidak akan menghentikan upaya pembebasan Anbar dari ISIS.

Juru bicara Gubernur Anbar Hikmat Suleiman mengatakan, konferensi berjalan sukes.  Sebelumnya Pemerintah Irak telah menyatakan operasi pembebasan Anbar dari ISIS. Operasi melibatkan milisi Syiah, suku Suni, dan bantuan serangan udara dari Koalisi AS. 

sumber : Al Arabiya
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement