Kamis 10 Sep 2015 10:59 WIB

Australia Akui Perangi ISIS Bisa Bertahun-tahun

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Australia diminta untuk memperluas perannya dalam misi pengeboman sasaran ISIS di Suriah.
Foto: abc
Australia diminta untuk memperluas perannya dalam misi pengeboman sasaran ISIS di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, CANNBERRA -- Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, peran negaranya dalam memerangi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun

Pernyataan itu diucapkannya setelah pemerintah Australia mengatakan pesawat negara telah dikirim berpartisipasi dalam misi melawan ISIS di Suriah. Australia juga mengirimkan tentara untuk membantu melatih dan memberi masukan pasukan Irak. Bishop mengatakan kepada media lokal bahwa Australia berkomitmen untuk menghancurkan ISIS.

‘’Kami selalu berbicara tentang keterlibatan kami di Irak, namun dalam jangka waktu tahunan, bukan bulan atau hari,’’ katanya seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (10/9).

Menteri Pertahanan Australia Kevin Andrews mengatakan, peran negaranya dalam konflik Timur Tengah akan berlangsung selama dua atau tiga tahun. Namun, ia tidak dapat mengatakan kapan waktu pastinya.

Awalnya, angkatan udara Australia menargetkan menbombardir ISIS di Irak selama sekitar 12 bulan. Tetapi bulan lalu Amerika Serikat (AS) meminta Australia untuk membantu mengejar target serangan di Suriah. Pekan ini Australia juga mengumumkan akan mengambil 12 ribu migran yang melarikan diri dari krisis Suriah.

Australia juga akan memberikan dana sebesar 44 juta dolar Australia (sekitar 32 juta dolar AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendukung 240 ribu orang mengungsi dari Suriah dan Irak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement