REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Setelah terpilih pada Senin (14/9) malam, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull berjanji akan fokus pada peningkatan ekonomi negara yang goyah. Turnbull optimis akan membawa Australia kepada kemakmuran di masa yang akan datang.
"Saya penuh dengan optimisme dan kami akan menetapkan mulai pekan depan, lebih banyak fondasi akan menjamin kemakmuran kita ditahun-tahun ke depan," kata Turnbull kepada wartawan saat menuju ke parlemen, Selasa (15/9).
Partai Liberal yang berkuasa telah menggulingkan Tony Abbott dan mendukung Turnbull. Abbott digulingkan setelah berbulan-bulan jajak pendapat yang menunjukkan popularitasnya menurun.
Pengganti Abbott, Turnbull, merupakan mantan pengusaha teknologi yang sangat populer di mata pemilih. Ia digulingkan Abbott sebagai pemimpin Partai Liberal pada 2009 lalu. Turnbull secara konsisten dipandang sebagai perdana menteri yang banyak disukai.
Namun dukungan untuk skema perdagangan karbon, pernikahan gay dan republik Australia membuat Turnbull tak sejalan dengan sayap kanan partainya.
Turnbull diperkirakan akan merombak kabinetnya. Bendahara Joe Hocket nampaknya akan diganti oleh Menteri Sosial Scott Morrison.
Menteri Luar Negeri Julie Bishop yang telah memenangkan suara sebagai wakil perdana menteri mengatakan, ia telah berbicara dengan para pemimpin internasional mengenai perubahan kepemimpinan.
Perubahan pemimpin adalah tanda terbaru dari ketidakstabilan politik di Australia, yang dalam beberapa tahun terakhir telah diguncang intrik dan kudeta partai. Ini telah mengguncang kepercayaan publik dan bisnis dalam pemerintahan.