Senin 05 Oct 2015 15:00 WIB

Ribuan Sekolah di Malaysia Kembali Libur Akibat Asap

Seorang perempuan (kedua dari kanan) menjemur pakaian tidak jauh dari Menara Kembar Petronas di Malaysia yang diselimuti kabut asap akibat pembakaran hutan di Sumatra dan Borneo, Ahad (4/10).
Foto: AP Photo/Joshua Paul
Seorang perempuan (kedua dari kanan) menjemur pakaian tidak jauh dari Menara Kembar Petronas di Malaysia yang diselimuti kabut asap akibat pembakaran hutan di Sumatra dan Borneo, Ahad (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Seluruh sekolah di Malaysia, kecuali Kelantan, Sabah, Serawak dan Wilayah Persekutuan Labuan diliburkan selama dua hari mulai Senin, setelah kualitas udara mencapai tahap sangat tidak sehat akibat kabut asap.

"Kementerian Pendidikan mengarahkan semua sekolah ditutup tidak perlu digantikan sesi persekolahan lain. Begitu juga dengan pra-sekolah. Selain pelajar, semua pihak dalam pengurusan sekolah termasuk guru tidak perlu hadir ke sekolah untuk Senin dan Selasa," kata Menteri Pendidikan Datuk Seri Mahdzir Khalid, Senin (5/10).

Penutupan itu mencakup 6.798 sekolah dengan 3,8 juta siswa. Pada Ahad  (4/10), indeks pencemaran udara (IPU) di Shah Alam, Selangor mencapai angka tertinggi hingga 308.

Kawasan lain yang mencatat tahap sangat tidak sehat adalah Batu Muda, Kuala Lumpur (289), Petaling Jaya (257), Banting (252), Pelabuhan Klang (246), Putrajaya (238) dan Seremban (202).

Sekretaris Majelis Keselamatan Negara (MKN) Datuk Mohamed Thajudeen Abdul Wahab mengatakan darurat bencana kabut asap hanya akan ditetapkan jika IPU mencapai angka 500.

"Jika itu berlaku, semua fasilitas publik dan swasta, termasuk  pabrik, ladang, kawasan konstruksi harus ditutup," katanya.

Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamat Malaysia menyatakan siap membantu Indonesia memadamkan kebakaran.

Kepala Departemen tersebut, Datuk Wan Mohd Noor Ibrahim seperti dikutip Bernama mengatakan pihaknya siap memberikan bantuan jika Indonesia membutuhkan dukungan untuk menangani masalah kabut asap yang kian memburuk belakangan ini.

"Kami memang bersedia membantu jika keadaan memerlukan tetapi ia bergantung kepada pihak pemerintah sendiri karena mereka yang memutuskan apakah akan menghantar pihak kami menyertai misi memadam kebakaran yang melanda hutan di Indonesia," katanya.

Wan Mohd Noor mengatakan, pihaknya mempunyai aset lengkap dan kemahiran jika mereka diminta membantu misi memadamkan kebakaran hutan di kawasan Sumatera dan Kalimantan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement