REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa dan para pemimpin Balkan telah menyetujui untuk bekerja sama mengelola kedatangan pengungsi melalui semenanjung Balkan. Komisi Eropa menerangkan kerja sama akan tertuang dalam 17 poin rencana.
Seperti dilansir Aljazirah, Senin (26/10), sejumlah langkah-langkah yang telah disepakati pada pertemuan di Brussels pada Ahad (25/10) malam, adalah penyediaan 100 ribu tempat penampungan baru di sepanjang rute dari Yunani menuju Jerman.
Pembangunan juga akan dibantu oleh Badan pengungsi PBB. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan sekitar 50.000 fasilitas akan dibuat di Yunani dan 50.000 lain dibangun di rute melalui negara-negara Balkan, seperti Macedonia dan Serbia.
"Pengungsi perlu dirawat dengan cara yang manusiawi di sepanjang rute Balkan Barat, untuk menghindari tragedi kemanusiaan di Eropa," kata Juncker.
Perjanjian tersebut muncul di tengah perbedaan antara negara-negara anggota, tentang cara mengatasi krisis pengungsi terbesar di benua Eropa.
Mereka juga sepakat untuk memperluas operasi perbatasan dan membuat secara penuh data penggunaan biometrik seperti sidik jari, dengan mendaftarkan para pengungsi sebelum memutuskan akan memberi mereka suaka atau mengirim mereka pulang.
"Kami telah memperjelas bahwa kebijakan yang memudahkan orang unutk melintas harus dihentikan," ujar Juncker.
Pertemuan juga sepakat mengerahkan 400 petugas polisi ke Slovenia dalam waktu sepekan, untuk membantu mengatasi kedatangan luar biasa dari pengungsi. Hampir 250 ribu orang telah melewati negara-negara Balkan sejak pertengahan September.