Ahad 01 Nov 2015 05:36 WIB

Pemilu Myanmar, Masa Depan Muslim Rohingya Masih Suram

Rep: c16/ Red: Angga Indrawan
Seorang wanita muslim Rohingya Myanmar berada dalam sebuah perahu bersama bayinya dalam pelariannya ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan antara umat Buddha lokal dan Muslim Rohingya. Muslim Rohingya ini dicegat oleh otoritas perbatasan Bangladesh di T
Foto: AP Photo
Seorang wanita muslim Rohingya Myanmar berada dalam sebuah perahu bersama bayinya dalam pelariannya ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan antara umat Buddha lokal dan Muslim Rohingya. Muslim Rohingya ini dicegat oleh otoritas perbatasan Bangladesh di T

REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Myanmar siap menggelar pemilihan umum (pemilu) bersejarah pada Ahad (8/11) mendatang. Namun tidak semua orang dapat menggunakan suaranya dalam pemilu tersebut. Salah satu kelompok masyarakat yang tidak bisa bersuara itu adalah Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine.

Dipisahkan dari umat Budha Rakhine, Muslim Rohingnya tidak memiliki akses kesehatan, pendidikan, pekerjaan yang tepat. Akibatnya, ribuan muslim Rohingya terdorong untuk melarikan diri dengan perahu kecil untuk mencari kehidupan yang lebih baik. 

Hal tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis imigran di Asia Tenggara. Muslim Rohingya dalam jumlah besar menggunakan perahu untuk mencapai Thailand Selatan dan Malaysia.

Yasmin (27), seorang muslim Rohingya, bertekad melarikan diri dari Rakhine State bersama keempat anaknya menyusul suaminya yang telah lebih dulu berangkat ke Thailand menggunakan perahu bersama ribuan masyarakat lainnya. Yasmin mengaku lebih memilih mati saat melarikan diri daripada harus hidup di Rakhine State, Myanmar. 

Ibu dari empat orang anak ini khawatir keadaaan akan semakin memburuk setelah pemilu. "Saya ingin pergi ke Thailand dan bertemu suami saya. Situasi ini tidak terlalu baik di sini. Saya takut terjadi hal yang lebih buruk dengan pemilu yang akan datang," ujarnya seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu (1/11). 

Kekerasan sektarian yang terjadi pada 2012 lalu, puluhan ribu Muslim Rohingyamemilih  melarikan diri menyeberangi Laut Andaman ke Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Dengan berakhirnya musim, diperkirakan bahwa lebih banyak lagi Muslim Rohingya yang akan terus melakukan perjalanan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement