REPUBLIKA.CO.ID,  ANKARA -- Partai Keadian dan Pembangunan (AKP) berhasil memenangkan pemilihan umum Turki, Ahad (1/11).  AKP meraih suara mayoritas, dan bisa membentuk pemerintahan tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.

Kemenangan mutlak itu menurut Presiden Recep Tayyip Erdogan merupakan respons dari gerakan terorisme pemberontak Kurdistan (PKK). Menurut Erdogan, pemilih telah memilih kestabilan setelah lima bulan penuh kekerasan.

"Pesan paling penting yang diberikan, tidak diragukan lagi ke arah organisasi teroris serta struktur di bawah mereka," ujar Erdogan dalam statemen yang disampaikan setelah AKP berhasil meraih 49 persen suara dengan lebih dari 50 persen kursi di dewan. Hasil itu diperoleh dari hasil perhitungan awal.

Sebelumnya AKP kehilangan suara mayoritas pada Juni lalu untuk pertama kali sejak memerintah 2002. Upaya pembentukan pemerintahan koalisi gagal tercapai. Para politikus memilih untuk mengulang pemilihan.

Erdogan pun menyinggung partai oposisi, Partai Rakyat Republik (CHP) dan Partai Pergerakan Nasional (MHP) yang tak mau berkoalisi pada Juni lalu. Menurut Erdogan, keputusan dua partai itu ternyata tidak mendapat persetujuan dari rakyat.   "Para pemilihan mendukung persatuan, solidaritas, dan integritas negara," ujarnya.

Turki telah memutuskan menggelar operasi anti-ISIS dan pemberontak Kurdi di negara itu. Turki tidak lagi pasif, namun sudah bergerak aktif bekerjasama dengan AS.

Ikuti Whatsapp Channel Republika