REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki, Selasa (3/11), menolak kritik Barat yang menilai Ankara mengekang kebebasan pers. Sebelumnya Amerika Serikat dan Eropa mengecam langkah Turki yang membungkam media antipemerintah saat kampanye pemilu.
"Tidak ada tekanan terhadap media, tidak ada satu pun yang dipaksa untuk diam di negara ini," ujar Wakil Perdana Menteri Yalcin Akdogan saat wawancara dengan televisi. Namun ia memperingatkan media tidak bisa menikmati kekebalan hukum tak terbatas.
Partai pemerintah, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) berhasil meraih suara mayoritas dalam pemilu Ahad kemarin. Dengan kemenangan itu, AKP tidak perlu berkoalisi dengan partai lain untuk membentuk pemerintahan.
Sementara itu, pada Senin, polisi menangkap editor majalah Nokta yang berbasis di Istanbul menyusul judul tulisan di halaman depan. "Awal perang sipil di Turki," tulis majalah tersebut menyinggung soal kemenangan AKP.
Sebelumnya kantor Nokta ini telah digeruduk oleh aparat pada September lalu terkait halaman muka majalah yang menghina Erdogan.