Ahad 08 Nov 2015 19:08 WIB

Etnis Rohingya dan Semarak Demokrasi Myanmar

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Pemilu Myanmar
Foto: DPA
Pemilu Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID, SITTWE -- Penduduk Myanmar merayakan pesta demokrasi pada hari ini, Ahad (8/11), kecuali etnis Rohingya yang tinggal di Sittwe, negara bagian Rakhine. Dari balik barikade, mereka melalui pesta demokrasi ini dengan menonton penduduk lain menunaikan hak pilih.

Salah seorang anggota etnis minoritas Rohinya, Abdul Melik (29 tahun) hanya bisa menonton orang-orang datang ke tempat pemilihan umum dari kamp tempat tinggalnya di pinggiran Sittwe. Menurutnya, warga Rakhine yang tidak diizinkan memilih hanya Muslim.

"Saya melihat warga Buddha Rakhine, Muslim Kaman, dan Hindu memilih di TPS dekat dengan barikade," kata dia dalam perbincangan telepon dengan AP. Melik mengaku pernah memiliki harapan agar Muslim Rohingya bisa memilih, tapi hal itu sangat sulit.

"Ini adalah hari dimana harapan berakhir, kami marah dan sedih karena kehilangan hak untuk memilih," kata dia. Pemerintah Myanmar menganggap etnis Rohingya sebagai warga asing, meski mereka telah hidup di Myanmar selama beberapa generasi.

Ada kekhawatiran terkait kredibilitas suara dalam pemilu. Karena untuk pertama kalinya sekitar 500 ribu pemilih terdaftar dari 1,3 juta Muslim Rohingya. Namun, sejumlah itu ternyata dilarang menunaikan hak bersuaranya. Dikhawatirkan hak mereka disalahgunakan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement