Senin 09 Nov 2015 19:03 WIB

KBRI Promosikan Budaya Indonesia Timur di Australia

 Mahasiswa asal NTT Sherwin Ufi menjelaskan alat musik Sasando.
Foto:
Mereka yang hadir mengamati rempah-rempah yang dihasilkan oleh Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA --  Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Canberra, Nino Riphat juga menjelaskan mengenai kawasan dan budaya Maluku, Nusa Tenggara dan Papua kepada para peserta Indonesia Circle.

Adapun instrumen musik Sasando yang dipetik oleh Sherwin Ufi, mahasiswa asal Nusa Tengara Timur yang sedang mengenyam pendidikan S-2 di Australian National University, melantunkan dua buah lagu, yaitu ‘Waltzing Matilda’ dan lagu tradisional NTT ‘Flobamora’ yang disambut meriah dari para peserta.

Kegiatan Indonesia Circle diakhiri dengan tarian bersama dari Nusa Tenggara, yaitu tari ‘Gemu Fa Mi Re’ yang diperagakan anggota DWP KBRI Canberra diikuti oleh seluruh peserta dengan gembira.

Organisasi DWP KBRI Canberra sejak 15 tahun silam selalu aktif memperkenalkan lebih dekat bahasa Indonesia, kesenian, kulinari dan kerajinan tradisional Indonesia di Australia.

Tahun 2000, Nino Nadjib Riphat membentuk WIC Indonesian Circle untuk mempromosikan budaya Indonesia sebagai bagian dari diplomasi budaya. Hingga saat ini, Circle Indonesia merupakan grup yang paling diminati.

Circle Indonesia yang dikelola oleh DWP KBRI Canberra selama tiga tahun terakhir secara aktif turut mempromosikan budaya dan kulinari Indonesia di Australia, antara lain promosi Kain Tapis Lampung, Aceh, Dayak, Batak, Jawa, Songket Nusantara, Makasar, Tenun Ikat, Batik antik dan budaya serta kerajinan Indonesia Timur khususnya dari Nusa Tenggara Timur, Papua dan Maluku.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-11-09/kbri-promosikan-budaya-indonesia-timur-di-australia/1512086
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement