Selasa 10 Nov 2015 00:43 WIB

Ricuh, Demonstrasi Anti-Islam Dibubarkan Polisi

Rep: c 14/ Red: Indah Wulandari
Protestor attend a demonstration of the PEGIDA (Patriotic Europeans against the Islamization of the West), in Dresden, Monday, Oct. 26, 2015
Foto: AP Photo/Jens Meyer
Protestor attend a demonstration of the PEGIDA (Patriotic Europeans against the Islamization of the West), in Dresden, Monday, Oct. 26, 2015

REPUBLIKA.CO.ID,UTRECHT -- Pihak kepolisian Belanda menahan 32 orang saat demonstrasi massa Pegida berlangsung di Utrecht, Ahad (8/11) lalu.

Di lokasi kejadian, polisi sempat melerai dua kubu massa yang berseberangan ide. Pegida mengecam Islam yang dinilai mengancam nilai-nilai Eropa, sedangkan massa lainnya mendukung Islam.

Penangkapan tersebut terjadi lantaran puluhan demonstran itu melanggar ketentuan aksi yang telah diatur kepolisian. Sejumlah orang juga ditangkap karena diduga memanas-manasi situasi.

Dilansir NL Times, sekitar 150 orang massa Pegida berkumpul di Hogelandsepark, Utrecht, pada Ahad lalu untuk menggalang aksi unjuk rasa. Dilaporkan, massa banyak membawa spanduk bertuliskan sentimen anti-Islam. Misalnya, tulisan "Alquran adalah racun."

Ada pula gambar bernuansa provokatif yang menampilkan seorang pria Arab mengenakan surban yang menutupi bom.

Pekan lalu, Wali Kota Utrecht Jan van Zanen menolak permintaan Pegida untuk menyelenggarakan unjuk rasa di Utrecht Bekent Kleur pada Sabtu (7/11) lalu.

Namun, di tempat yang sama, berlangsung pula demonstrasi mendukung Islam. "Risiko kerusuhan sangat besar," kata Jan van Zanen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement