REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Rusia akan mengadang program pertahanan misil NATO yang dipimpin AS dengan menempatkan sistem persenjataan baru. Menurut Putin, dengan mengembangan sistem pertahanan antimisil Amerika Serikat berupaya untuk menetralisasi kemampuan strategis nuklir Rusia dan meraih superioritas.
"Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan industri militer telah membuat dan secara sukses menguji sistem senjata yang mampu menjalakan misi pertempuran dengan cover sistem pertahanan misil. Sistem tersebut telah memasuki dunia militer tahun ini. Dan sekarang kita berbicara tentang pengembangan senjata baru," ujar Putin di hadapan pejabat pertahanan.
Pernyataan Putin disampaikan di tengah ketegangan Rusia dengan AS dan NATO. Ini bukan pertama kalinya Rusia geram dengan sistem pertahanan misil yang ditempatkan NATO di Eropa Timur, dekat wilayah Rusia. Washington menegaskan sistem perisai misil itu bertujuan untuk mengantisipasi ancaman dari negara seperti Iran dan Korea Utara.
Namun Putin berpendapat, AS terus membangun perisai misilnya kendati telah tercapainya kesepakatan yang memangkas nuklir Iran. "Jadi ancaman nuklir Iran dan Korea Utara hanya merupakan cover dari rencana sebenarnya, dan rencana mereka adalah menetralisir negara nuklir lain, terutama Rusia."