Rabu 11 Nov 2015 13:58 WIB

Ribuan Warga Afghanistan Marah Atas Pembunuhan Etnis Hazara

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Kelompok Taliban.
Foto: Reuters
Kelompok Taliban.

REPUBLIKA.CO.ID,  GHAZNI -- Sekitar 2.000 orang melakukan aksi protes di Kota Ghazni, Afghanistan, Selasa (10/11). Demonstrasi digelar terkait pembunuhan tujuh warga sipil etnis Hazara oleh kelompok militan.

Tujuh warga Hazara  yang dibunuh termasuk empat pria, satu wanita, dan dua anak perempuan.  Mayat mereka ditemukan pada akhir pekan lalu di selatan Provinsi Zabul, lokasi pertempuran antara faksi kelompok militan Taliban dengan sempalannya yang meningkat selama beberapa hari terakhir.

Tampak kerumunan besar massa berbaris mengelilingi kota sembari mengangkat peti mati yang diarak melalui jalan-jalan. Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan melawan Taliban dan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menuntut perlindungan yang lebih baik dari pemerintah. Pejabat kepolisian menuding kelompok ISIS berada di balik serangan itu.

Ghazni didiami populasi minoritas Hazara yang sebagian besar Syiah. Tapi tidak seperti di Pakistan, masyarakat etnis ini lebih banyak terhindar serangan oleh militan Suni dalam beberapa tahun terakhir.

Mayat tujuh korban itu akan dipindahkan ke Kabul di mana ratusan orang menunggu untuk menemui peti mati tersebut menjelang protes lebih lanjut. Sementara dua hari setelah pembunuhan, delapan sandera Hazara dibebaskan. Salah satu dari korban yang dibebaskan mengatakan kepada BBC, bahwa mereka telah diculik oleh pejuang asing yang berbicara Uzbek.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengutuk pembunuhan tersebut sebagai pembunuhan tak berperasaan terhadap individu yang tidak bersalah. Kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Kabul juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement