REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Beberapa jam setelah insiden teror di Paris, Prancis, yang terjadi Jumat malam waktu setempat (13/11), kronologi peristiwa mulai terurai. Insiden yang sudah menewaskan lebih dari 100 orang ini sungguh tragis.
Pejabat Balai Kota Paris mengatakan empat penembak secara sistematis membantai setidak 87 orang yang menghadiri konser di rock di tempat konser Bataclan. Dikutip dari Reuters, Sabtu (14/11), pasukan antiteroris kemudian diluncurkan untuk melumpuhkan pelaku. Para pelaku kemudian meledakkan sabuk bom, namun sejumlah korban hidup masih bisa diselamatkan.
Lebih dari 40 orang kemudian terbunuh di lima serangan lain di sekitar Paris, ujar pejabat Balai Kota. Termasuk bom bunuh diri di luar stadium nasional, tempat Presiden Prancis Francois Hollande dan Menlu Jerman sedang menonton pertandingan bola persahabatan.
(baca: Saksi Teror Paris: Darah Ada di Mana-Mana)
Serangan ini datang ketika Prancis, anggota koalisi pimpinan AS terlibat dalam penyerangan udara melawan ISIS di Suriah dan Irak. Negara-negara koalisi ini juga sedang mewaspadai serangan teroris di konferensi iklim global yang akan segera dihelat.
Pejabat Paris Francois Molins mengatakan angka kematian mencapai 120 orang. Dan, lima pelaku penembakan sudah 'dinetralisir'.
"Para teroris, pembunuh, menyerang teras beberapa kafe dengan senjata api sebelum memasuki ruang konser. Banyak korban yang jatuh dengan kondisi yang mengenaskan di beberapa tempat," ujar Prefektur Polisi Michel Cadot.