REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Populasi beruang kutub cenderung turun lebih dari 30 persen pada sekitar pertengahan abad karena pemanasan global yang mencairkan es laut Arktik. Hal ini diungkapkan dalam laporan disusun oleh IUCN (Serikat Internasional untuk Konservasi Alam) dan dirilis Kamis (19/11)
IUCN memperkirakan terdapat antara 22 ribu hingga 31 ribu beruang kutub di Arktik dan populasi binatang tersebut akan semakin rentan karena habitat mereka menyusut.
"Perubahan iklim akan terus serius mengancam kelangsungan hidup beruang kutub di masa depan," kata Direktur Jenderal IUCN Inger Andersen.
Ia mengatakan penelitian itu berdasarkan jumlah terbaru dan proyeksi baru terhadap es laut sejak tinjauan sebelumnya pada tahun 2008. Laporan itu menyebutkan kemungkinan besar "populasi beruang kutub global akan menurun lebih dari 30 persen selama 35 sampai 40 tahun ke depan", yang secara luas menegaskan kembali temuan pada 2008.
Andersen mendesak hampir 200 negara, yang bertemu pada pertemuan puncak Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim di Paris, mulai 30 November hingga 11 Desember, untuk membatasi emisi gas rumah kaca agar dapat memperlambat pencairan es kutub.
Jumlah beruang kutub telah meningkat di beberapa daerah dalam beberapa tahun terakhir karena upaya pelestarian yang lebih baik dan larangan berburu, tapi perkiraan populasi keseluruhan pada beberapa dasawarsa lalu tidak jelas.
Penyusutan es laut, yang pada September 2012 adalah yang paling parah sejak pencatatan satelit dimulai, akan mempersulit beruang kutub menangkap mangsanya yang hidup di atas es, kata laporan itu.
IUCN mengatakan Daftar Merah hewan dan tumbuhan yang mereka kompilasi menemukan bahwa, sejauh ini, ada 23.250 dari 79.837 spesies yang diteliti terancam punah. Beruang kutub terdaftar sebagai "rentan", kategori yang paling ringan dari skala yang berakhir dengan "punah".