Jumat 20 Nov 2015 12:58 WIB

Harapan Nasib Rohingya di KTT ASEAN

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Pengungsi Rohingya menangis usai salat Idul Fitri di penampungan sementara Desa Blang Ado, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Jumat (17/7).  (Antara/Rahmad)

Seperti Malaysia, beberapa negara di Asia Tenggara menghadapi krisis migran pada Mei ketika ribuan migran mendarat di pantai mereka. Banyak penyelundup manusia  dibayar untuk menyelundupkan mereka ke Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman, Menlu Indonesia Retno Marsudi dan Menlu Thailand Tanasak Patimapragorn sepakat menawarkan mereka tempat penampungan sementara. Tempat tersebut disediakan sebagai proses pemulangan yang akan dilakukan dalam satu tahun oleh masayarakat internasional.

Namun, Malaysia tidak menandatangani Konvensi PBB berkaitan dengan Status Pengungsi yang berarti pengungsi atau pencari suaka tidak diizinkan untuk bekerja di negara tersebut. Anak-anak mereka tidak berhak untuk sekolah nasional atau akses kesehatan.

Dengan KTT ASEAN ke-27 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Zafar berharap nasib pengungsi akan lebih baik ditangani oleh para pemimpin politik yang hadir dalam acara tersebut. "Saya berharap para pemimpin ASEAN bersama-sama membahas masalah Rohingya dan menyelesaikannya dengan cepat," ujar dia.

Presiden AS Barack Obama yang berpartisipasi dalam KTT itu dijadwalkan mengunjungi salah satu pusat pengungsian selama kunjungan tiga harinya di Malaysia. Bagi ribuan pengungsi di negara itu, kunjungannya akan berfungsi sebagai sebuah kesempatan untuk menyoroti penderitaan mereka.

Baca Sepucuk Surat dari Douma, Suriah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement