REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis François Hollande bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu (25/11). Pertemuan Holande ini melanjutkan pertemuan sebelumnya dengan kepala negara sekutu, pada Selasa dengan Presiden AS Barack Obama.
Agenda Hollande dalam pertemuan tersebut berencana menggabungkan satu koalisi besar melawan ISIS. Hollande juga dijadwalkan akan melakukan pertemuan maraton dengan beberapa pemimpin Eropa lain untuk menggaungkan wacana satu koalisi besar melawan ISIS ini.
Upaya ini sebagai langkah balasan setelah jaringan ISIS melakukan teror Paris pada 13 November lalu yang menewaskan 130 orang. Rencananya Hollande juga akan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Italia pada Kamis di Paris, dan terbang ke Moskow untuk bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Dekan Milano School of International Affairs, Nina Khrushcheva mengatakan Hollande sedang menciptakan koalisi yang bertautan melawan ISIS. "Walaupun AS dan Rusia terjebak pada isu Assad dalam perang melawan ISIS saat ini," kata Khruscheva dilansir ibtimes.com.
Ia membayangkan Hollande mampu menemukan dua kubu ini untuk bergabung dalam satu koalisi besar melawan ISIS. Pertemuan Hollande dengan Merkel juga upaya untuk mempengaruhi dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin yang selama ini memberi dukungan terhadap Assad. Sebelumnya Rusia telah mengisyaratkan bersedia bekerja sama dengan Prancis melawan ISIS di Suriah.
Namun dukungan Rusia ini dikhawatirkan goyah setelah Turki yang juga bagian dari negara-negara anggota NATO menembak jath jet tempur Rusia, atas alasan pelanggaran perbatasan Selasa kemarin. Hollande pun mengusulkan kepada Obama agar pertbatasan antara Suriah dan Turki ditutup agar mampu meredakan ketegangan ini.
Amri Amrullah