REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Serangan udara yang diduga dilakukan oleh jet Rusia menewaskan sedikitnya 30 orang di kota Ariha, timur laut Suriah, Ahad (29/11). Serangan dilakukan di tengah ketegangan antara Rusia dan Turki di perbatasan Suriah-Turki yang dikuasai pemberontak.
Pekerja penyelamat mengatakan serangan dilakukan oleh Rusia. Namun kementerian pertahanan Moskow belum memberikan konfirmasi. Menurut warga Suriah di dekat perbatasan, serangan udara semakin intensif sejak Turki menembak jatuh pesawat Su-24.
Pekerja penyelamat dari layanan pertahanan sipil, Mohamed Queissi mengatakan serangan di Ariha menghantam sebuah pasar dan melukai puluhan orang. Sebanyak 31 korban tewas telah berhasil diidentifikasi sementara 12 orang lainnya masih proses.
"Saya melihat orang-orang terlempar, mayat berceceran dan anak-anak yang histeris berteriak mencari orang tuanya," kata pekerja sipil yang lain, Mohamed Amine Qurabi. Kedua pekerja sipil ini sedang berada di Ariha dan dihubungi Reuters melalui sambungan telepon.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusi memberikan jumlah korban awal sebanyak 18 orang. Empat di antaranya anak-anak dan anggota kelompok oposisi pemerintah Suriah. Jumlah korban kemungkinan besar akan meningkat. .
Baca juga, Setelah Rusia, Kini Giliran Jerman Ikut Pertempuran di Suriah.
Ariha jatuh ke tangan pemberontak pada Mei seiring dengan jatuhnya provinsi Idlib ke tangan pemberontak Presiden Bashar al Assad. Mereka termasuk Front Nusra. Wilayah ini bukan basis kuat kelompok ISIS.