Ahad 13 Dec 2015 15:51 WIB

Korban Tewas Kekerasan Burundi Capai 90 Orang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Didi Purwadi
Konflik melanda Burundi (ilustrasi)
Foto: EPA/Dai Kurokawa
Konflik melanda Burundi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BUJUMBURA -- Jumlah korban tewas dalam kekerasan di ibu kota Burundi terus meningkat, Sabtu (12/12). Militer mengatakan jumlah korban selama bentrokan Jumat telah mencapai 90 orang, terburuk sejak kudeta Burundi yang gagal pada Mei.

Ledakan dan baku tembak terus bergema di sekitar Bujumbura pada Jumat. Penduduk setempat mengatakan otoritas setempat menghabiskan hari mengumpulkan jasad korban dari jalanan kota. Tidak ada baku tembak malam harinya dan jalanan ibu kota lebih tenang pada Sabtu.

Juru bicara militer Gaspard Baratuza mengatakan pasukan bersenjata menyerang tiga situs militer di Bujumbura. Menurutnya, sebanyak 79 penyerang telah tewas dan 45 orang lainnya berhasil ditangkap. Korban tewas termasuk empat polisi dan empat tentara.

"Operasi penyisiran telah selesai," kata Baratuza. Otoritas juga menyita senjata dan amunisi. Polisi tidak menyebut identitas penyerang.

Namun penduduk mengatakan korban tewas pada hari Jumat sebagian besar adalah hasil pencarian polisi dari rumah ke rumah. Tuduhan itu disangkal polisi.

Menurut foto-foto yang beredar di media sosial dan saksi mata, beberapa jasad diikat tangannya. "Mereka (polisi) masuk ke kerumunan, mengumpulkan semua pria muda dan dewasa, membawanya dan membunuhnya," kata seorang penduduk Nyakabiga.

Kerusuhan di Burundi bermula pada April ketika Presiden Pierre Nkurunziza mengumumkan rencananya kembali memimpin Burundi untuk ketiga kalinya. Hal ini melecut kemarahan dua dekade yang masih bergejolak setelah genosida di Rwanda.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement