Senin 14 Dec 2015 06:53 WIB

Pertama Kalinya, 20 Perempuan Arab Duduki Kursi Pemerintahan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Wanita Arab Saudi memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (12/12).
Foto: EPA/Ahmed Yosri
Wanita Arab Saudi memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebanyak 20 perempuan terpilih dalam pemilihan umum di Arab Saudi. Fenomena ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah.

Pemilu lokal tahun ini juga mencetak sejarah untuk pertama kalinya perempuan diizinkan menggunakan hak pilih. Meski hanya mewakili satu persen dari 2.100 kursi dewan, hal ini disambut bahagia banyak pihak. Ini menjadi momentum awal keterlibatan perempuan dalam demokrasi dan pemerintahan Arab Saudi.

Dilansir Belfast Telegraph, Ahad (13/12), para kandidat ini mewakili kota terbesar di Arab Saudi hingga desa kecil. Dari 7.000 kandidat dalam pemilu kali ini, 979 orang di antaranya adalah perempuan. Raja juga mengizinkan penambahan 1.050 kursi dewan untuk memastikan peran lebih perempuan.

Kepala Komisi Pemilu, Hamad Al Omar mengatakan, ibu kota Riyadh memiliki lebih banyak kandidat perempuan terpilih, yaitu empat orang. Dua perempuan terpilih di provinsi timur yang merupakan konsentrasi minoritas Syiah.

Para perempuan Arab berbahagia dengan perubahan dalam pemilu kali ini. Kandidat berjanji untuk lebih memperhatikan kebutuhan kaum perempuan, seperti menyediakan lebih banyak nurseries, membentuk pusat komunitas olahraga, budaya, memperbaiki jalanan, pengumpulan sampah lebih baik, dan menghijaukan kota.

Omar mengatakan, tingkat pemilih perempuan juga lebih tinggi dari laki-laki. Sebanyak 106 ribu dari 130 ribu perempuan terdaftar menggunakan hak pilihnya. Sementara, pria hanya 600 ribu dari 1,35 juta orang yang menggunakan hak pilih. "Total, 47 persen terlibat pemilu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement