Ahad 03 Jan 2016 03:24 WIB

Eksekusi Pemimpin Syiah Buat Saudi Akan Terima Balas Dendam

Foto ulama Syiah Nimr al-Nimr yang dieksekusi Arab Saudi diacungkan dalam unjuk rasa damai di Bahrain, Sabtu (2/1), memprotes tindakan yang dianggap semena-mena oleh Saudi.
Foto: AP
Foto ulama Syiah Nimr al-Nimr yang dieksekusi Arab Saudi diacungkan dalam unjuk rasa damai di Bahrain, Sabtu (2/1), memprotes tindakan yang dianggap semena-mena oleh Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi memanggil Dubes Iran di Riyadh dan mengajukan protes keras terhadap komentar Iran. Sebelumnya Iran bersuara lantang terkait eksekusi sejumlah orang, termasuk ulama Syiah Nimr al-Nimr yang dilakukan oleh Saudi.

Mengutip kantor berita SPA, Reuters Ahad (3/1), kementeria Saudi menyatakan berapa kerajaan terkejut dengan penolakan dan pernyataan keras Iran. Pernyataan tersebut dianggap pula sebagai campur tangan yang mencolok dalam urusan kerajaan.

Salah satu kritik pedas Iran datang dari Ayatollah Ali Khamenei. Komentar Khamenei menambah banyaknya kecaman terhadap eksekusi tersebut.

"Kebangkitan bukanlah sebuah upaya menekan," tulis status Twitter berbahasa Inggris Khamenei. Bersama status tersebut tampak foto Nimr.

Laman Khamenei juga menampilkan foto yang membandingkan pemerintah Arab Saudi dengan kelompok ISIS. Mengatakan, keduanya sama-sama mengeksekusi orang yang berlawanan dengan mereka.

Kelompok garis keras Iran mengatakan Saudi dan keluarga Al Saud akan menerima bumerang akibat mengeksekusi ulama Syiah ternama. "Pembalasan dendam yang hebat akan menimpa Al Saud di masa depan, membuat mereka jatuh akibat sikapnya yang pro teroris dan anti rezim Islam," ungkap kelompok itu dikutip dari kantor berita Mehr.

Sejumlah orang dieksekusi oleh pemerintah Arab Saudi, termasuk Nimr al-Nimr dan tiga orang Syiah lainnya bersamaan dengan beberapa anggota Al Qaeda. Eksekusi dipandang sebagai sinyal kalau Arab Saudi tidak menolerir serangan yang dilakukan pihak Sunni atau Syiah.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement