REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Barack Obama, dengan berlinang air mata, mengatakan masyarakat Amerika Serikat tidak harus menerima pembunuhan massal, untuk mendapatkan kebebasan.
Hal ini ia tegaskan pada Selasa (5/1) waktu setempat, saat memaparkan regulasi pengetatan aturan kepemilikan senjata api, yang mencakup pemeriksaan menyeluruh, seperti kondisi mental dan catatan kejahatan.
Sambil beberapa kali mengusap air mata, Obama mengatakan lobi kelompok pro kepemilikan senjata menjadikan Kongres sebagai sandera. Hampir semua isi peraturan pemerintah ini nantinya bisa diterapkan tanpa harus mendapatkan dukungan Kongres.
"Kita berada di sini untuk mencegah terjadinya penembakan massal," kata Obama seperti dilansir laman BBC News.
Para korban penembakan yang selamat dan keluarga mereka berdiri di belakang Obama ketika rincian kontrol kepemilikan senjata disampaikan. Namun asosasi senjata Amerika (NRA) mengatakan proposal pemerintah tidak akan bisa mencegah pembunuhan massal.
Kekerasan dengan senjata api di Amerika Serikat adalah yang tertinggi di antara negara-negara maju, yang menewaskan tak kurang dari 30 ribu orang per tahun. Kongres selama ini enggan meloloskan aturan pengetatan kepemilikan senjata karena menghadapi tekanan yang sangat besar dari para pemilik dan dari NRA.