REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Media Saudi, Saudi Gazette membandingkan kepulangan diplomat negara itu dan diplomat Iran. Diplomat Iran meninggalkan Saudi dengan damai dan jaminan keamanan. Sementara diplomat Saudi harus dievakuasi melalui Dubai sebelum sampai ke tanah air.
Tak hanya, situasi di Kedutaan Besar Iran di Riyadh serta Konsulat Jeddah tampak normal. Kondisi itu berbalik dengan situasi Kedutaan di Saudi di Teheran dan Konsulat di Mashhad yang terbakar oleh massa.
Diplomat Saudi juga mengaku mendapat ancaman. Mereka mengatakan, demonstran Iran, berkumpul di depan Kedutaan dan Konsulat dalam jumlah besar.
Pengunjuk rasa melempar batu dan bom molotov yang menyebabkan kebakaran di sejumlah sisi bangunan. Demonstran yang marah juga menyerbu Kedutaan dan Konsulat, merusak dokumen dan mengambil sejumlah barang berharga.
Total, sebanyak 33 diplomat Saudi dan keluarga mereka tiba di Dubai. Mereka harus menginap dua malam di sana sebelum terbang ke Kerajaan. Para diplomat tiba di Jeddah, Riyadh, Qassim, Abha dan Taif.
Saeed al-Amri, diplomat Kedutaan Saudi di Teheran mengatakan, putrinya yang berusia dua tahun, Hala, harus menghabiskan beberapa jam mengerikan. Terutama saat otoritas Iran memutus aliran listrik di kediaman mereka.
Baca juga, Ini Peta Populasi Syiah di Timur Tengah.
"Saya dan istri harus menggunakan lampu penerang dari telepon genggam untuk menyinari rumah, sementara anak-anak kami menangis karena gelap," ujar Ameri yang berada di Teheran selama lima tahun. "Pemerintah Iran menghasut orang-orang mereka untuk melawan Saudi dan pemimpin Kerajaan."
Hubungan Saudi dan Iran memburuk setelah Riyadh mengeksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
