Jumat 08 Jan 2016 13:26 WIB

Balas Korut, Korsel Kembali Aktifkan Siaran Propagandanya

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara
Foto: Youtube
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) kembali menyiarkan siaran propagandanya melalui pengeras suara ke Korea Utara. Langkah ini dilakukan menyusul pengumuman Korea Utara (Korut) mengenai uji coba bom hidrogen.

Langkah Korsel pada Jumat (8/1), dilakukan bersamaan dengan masyarakat internasional yang sedang berjuang menemukan cara terbaik bersama untuk menghukum Korut. Seperti dilansir Aljazirah, siaran dari pengeras suara dimulai pada siang hari waktu setempat.

"Kami menyampaikan pesan penting mengenai rezim Kim Jong-un dan uji coba nuklir keempatnya, mengatakan pengembangan senjata nuklir Korut membuat rakyat lebih sulit secara ekonomi," ujar seorang pejabat militer.

Siaran propaganda di perbatasan selama ini kerap membuat marah Korut. Mereka bahkan pernah mengancam menyerang unit pengeras suara itu dengan serangan artileri jika tak segera dimatikan. Siaran propaganda dianggap sebagai penghinaan oleh Korut.

Korsel mengakhiri siaran propagandanya pada Agustus lalu, setelah mencapai kesepakatan dengan Korut. Terakhir kali siaran dilakukan sebagai balasan atas peledakan ranjau darat pada Agustus yang melukai dua tentara Korsel. Namun, uji coba bom hidrogen membuat Korsel kembali mengaktifkan siaran propagandanya.

Suara dari pengeras suara begitu keras bahkan dapat didengar hingga sejauh 10 kilometer ke Korut pada siang hari. Sedangkan pada malam hari suaranya bisa lebih keras dua kali lipat.

Baca juga, AS Minta Cina Akhiri Hubungan Bisnis dengan Korut.

Menanggapi siaran propaganda ini, Korut pun mendorong penyebaran pasukan di uni garis depan perbatasan pada Jumat. Sedang Seoul mengatakan telah meningkatkan kesiapan militer mereka ke level tertingginya di lokasi dekat pengeras suara. Tur wisata di zoa demilitarisasi yang selama ini populer oleh wisatawan Korsel juga dibatalkan atas permintaan militer.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry telah menghubungi Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. Ia menyatakan kepada Wang bahwa pendekatan Cina ke Korut belum berhasil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement