Ketika kapal Exodus akhirnya menemukan orang-orang itu, sekitar pukul 20.00 waktu setempat pada Selasa (12/1), para pelaut Indonesia dalam posisi berlutut di atas air, dan berbagi ruang di atas rakit darurat berukuran1,5 meter persegi yang mereka buat dari puing-puing kapal mereka yang tenggelam.
"Adalah sayap dan doa yang menjaga mereka tetap mengapung. Mereka punya dua sel bahan bakar yang terpasang bersama sebagai dasar perahu kemudian di sekitar dua sel bahan bakar itu mereka punya plastik drum 20 liter, entah berasal dari drum minyak atau drum air yang kosong," ungkap Gary.
"Mereka memiliki beberapa kantong plastik 40 liter berwarna biru yang terpasang di sana dan kotak es 400 kg yang setengah terendam," sambungnya.
Beruntung, kapal Exodus memiliki dua awak Indonesia yang berhasil berkomunikasi dengan mereka yang diselamatkan.
Kapal asal Darwin itu kemudian melanjutkan perjalanan 1,5 jam ke wilayah Ashmore Reef di mana mereka bertemu kapal perang Angkatan Laut Australia, HMAS Maitland.