REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Sekelompok yang terdiri atas empat perempuan menjadi tim perempuan pertama yang mendayung di kawasan Samudra Pasifik. Mereka mengakhiri petualangan di Cairns, Queensland, Senin (25/1).
Tim yang diberi nama The Coxless Crew, terdiri atas Meg Dyos (25 tahun), Emma Mitchell (30), Natalia Cohen (40), dan Laura Penhaul (32). Keempatnya berangkat dari San Francisco, Amerika Serikat, dengan mendayung perahu berwarna merah muda dengan panjang hampir sembilan meter.
Perjalanan mereka ke Australia berjarak lebih dari 15.600 kilometer, yang telah dimulai sejak April 2015. Mereka telah menghabiskan 235 hari di laut lepas dengan mendayung selama seharian penuh secara bergiliran. Mereka sempat beristirahat selama sepekan di Honolulu, Hawaii, dan Apia di Samoa.
Keempatnya tiba di Pelabuhan Cairns Marina, Queensland, pada pukul 10 pagi waktu setempat dan langsung disambut keluarga mereka.
"Wajar jika mereka merasa lelah sekarang. Mereka merasakan beberapa kesakitan dan nyeri, juga dengan kondisi kulit mereka setelah melewati medan yang sulit. Tidak ada pelindung dari sinar matahari di perahu, jadi mereka mengalami kepanasan dan kehujanan," ujar Tony Humphries, manajer tim.
"Mereka juga terus-menerus terkena air garam laut yang cukup keras pada kulit," katanya menambahkan. "Berat badan mereka turun, makanan yang dikonsumsi belum tentu yang mereka nikmati."
Sebelumnya, tim Doris diharapkan dapat tiba di Pelabuhan Cairns pada Ahad malam, tapi tertunda karena cuaca. Tim perempuan ini tidak hanya untuk membuktikan kemampuan mereka dalam mengarungi lautan Pasifik, tetapi juga untuk menggalang dana.
Rencananya, uang yang dikumpulkan akan diberikan ke yayasan Walking With the Wounded untuk mendukung para pekerja perempuan yang terluka dan Breast Cancer Care, yayasan kanker payudara.
Kisah petualangan keempat perempuan di laut lepas ini akan diangkat ke layar lebar lewat besutan pembuat film Sarah Moshman.
Baca juga: Tony Abbott Kembali Nyaleg
Ikuti Whatsapp Channel Republika
