Rabu 03 Feb 2016 23:04 WIB

Jerman Berlakukan Kebijakan 'tak Ramah Imigran'

Dengan memakai jas hujan, imigran dan pengungsi menunggu di tengah hujan untuk mendaftar di pusat pengungsian LaGeSo (Landesamt fuer Gesundheit und Soziales) atau Kantor Negara untuk Kesehatan dan Sosial di Berlin, Jerman, Kamis 8 Oktober 2015.
Foto: AP Photo/Markus Schreiber
Dengan memakai jas hujan, imigran dan pengungsi menunggu di tengah hujan untuk mendaftar di pusat pengungsian LaGeSo (Landesamt fuer Gesundheit und Soziales) atau Kantor Negara untuk Kesehatan dan Sosial di Berlin, Jerman, Kamis 8 Oktober 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah Jerman menyiapkan kebijakan yang intinya menjadikan negara itu bukan tujuan utama para imigran. Salah satu bentuknya, menyatukan pemohon suaka dalam penginapan resmi yang disiapkan pemerintah.

Pemusatan penginapan bagi para migran seperti itu ditujukan untuk memudahkan kemungkinan pendeportasian mereka dari Jerman. Kebijakan lain, Proses pengajuan permohonan suaka akan diperpendek menjadi dalam waktu tiga minggu.

Pemerintah Jerman juga memasukan Maroko, Tunisia, dan Aljazair sebagai tiga negara 'aman'. Maksudnya ketiga negara itu tidak akan diberikan suaka.

Langkah-langkah lainnya termasuk pengurangan bantuan bagi para pencari suaka serta pembatasan alasan medis yang dapat menghadang pendeportasian terhadap para pencari suaka -yang permohonannya ditolak. Hanya mereka yang mengalami penyakit berat dan sangat sulit disembuhkan yang tidak boleh dideportasi.

Kanselir Angela Merkel sedang bergelut untuk mengurangi jumlah pendatang setelah Jerman sepanjang tahun lalu dibanjiri kedatangan 1,1 juta pencari suaka.

Merkel menolak membatasi jumlah migran yang datang. Sementara itu, ia sedang berupaya menjalin kerja sama dengan Eropa dan Turki untuk membatasi gelombang kedatangan migran, antara lain melalui pembuatan kebijakan yang lebih baik terkait perbatasan-perbatasan luar Uni Eropa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement