Senin 15 Feb 2016 15:19 WIB

Kisah Soraya Hentikan Kekasihnya Gabung ISIS

Masjid Markaz Imam Ahmad di Liverpool, pinggiran Kota Sydney.
Foto: abc
Masjid Markaz Imam Ahmad di Liverpool, pinggiran Kota Sydney.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Suatu hari Soraya menangis di kantor biro perjalanan di Sydney Barat, Australia. Berpura-pura sebagai pegawai travel, dia menelepon kekasihnya dari tempat itu. Dia mengabarkan pesawatnya ke Turki besok mengalami penundaan.

Saat itu, Soraya, warga keturunan Lebanon, mengaku sedang mengalami masalah kawin paksa dan perlu menelepon. Pegawai biro perjalanan pun tak segan meminjamkan telepon kantor untuk digunakan Soraya.

Rupanya, dengan sedikit mengubah suara, Soraya mengaku sebagai pegawai biro dan menelepon pacaranya bernama Abed. "Pesawat Anda ke Turki besok mengalami penundaan," katanya.

Tindakan ini terpaksa ditempuh Soraya demi mencegah pacarnya itu pergi ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. Dia mengenal Abed sudah 10 bulan.

Suatu hari dia menemukan tiket pesawat atas nama Abed dengan tujuan Turki. Soraya tahu Abed ingin pergi ke Suriah dan tahu kekasihnya itu telah menjalin kontak dengan para perekrut ISIS. Saat pertama kali bertemu Abed, Soraya tidak pernah menyangka hidupnya akan berliku-liku, menjalani kehidupan ganda karena harus mengikuti kegiatan Abed bertemu dengan para perekrut ISIS di Sydney.

Soraya yang telah kehilangan anggota keluarga setelah bergabung dengan ISIS mengaku tidak ingin hal serupa terjadi dengan kekasihnya itu.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-02-15/kisah-soraya-asal-sydney-hentikan-pacarnya-gabung-isis/1547980
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement