Kamis 18 Feb 2016 19:36 WIB

Bahan Radioaktif Berbahaya Hilang dari Irak, Pejabat Khawatirkan ISIS

Rep: Gita Amanda/ Red: Achmad Syalaby
Materi radioaktif dicuri (ilustrasi)
Foto: www.english.ruvr.ru
Materi radioaktif dicuri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Dokumen Kementerian Lingkungan Hidup Irak mengungkap negara tersebut sedang mencari bahan radioaktif dengan kategori sangat berbahaya yang diduga dicuri tahun lalu. Pejabat lingkungan serta provinsi mengaku khawatir jika materi itu jatuh ke tangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sehingga dapat disalahgunakan sebagai senjata.

Dari dokumen yang dilihat Reuters, materi disimpan di dalam sebuah tempat seukuran laptop dan telah menghilang sejak November lalu. Awalnya bahan radiokatif itu disimpan di fasilitas penyimpanan di kota Basra dekat perusahaan jasa ladang minyak Amerika Serikat Weatherford WFT.N.

Seorang juru bicara Kementerian Lingkungan Irak mengatakan dia tak bisa membahas masalah tersebut. Alasannya, komentarnya akan memantik kekhawatiran akan masalah keamanan nasional. Weatherford dalam pernyataannya juga mengaku tak bertanggung jawab atas pencurian tersebut."Kami tak memiliki, mengoperasikan atau mengendalikan sumber atau bunker di mana materi itu disimpan," katanya.

Bahan itu menggunakan sinar gamma untuk menguji kelemahan material yang dipakai untuk jaringan pipa minyak dan gas dalam proses yang disebut industri gamma radiografi. Menurut dokumen bahan ini dimiliki oleh perusahaan berbasis di Istanbul, SGS.

Pejabat SGS di Irak menolak berkomentar dan meminta Reuters mengkonfirmasi langsung ke SGS di Turki. Namun SGS Turki tak menanggapi panggilan telepon maupun email dari Reuters.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan, telah mengetahui laporan tersebut. Namun menurutnya mereka tak melihat tanda-tanda ISIS atau kelompok militan lain memperoleh materi tersebut.

Seorang pejabat AS mengatakan secara terpisah, bahwa Irak telah melaporkan kepada Atomic Energy Agency (IAEA) mereka kehilangan kamera khusus yang mengandung radioaktif tinggi Iridium-192. Laporan kehilangan tersebut disampaikan pada November lalu.

"Mereka sudah mencari sejak itu. Apakah itu salah meletakkan atau benar-benar dicuri tak jelas," kata pejabat yang berbicara dengan anonimitas itu.

Dokumen Kementerian Lingkungan Irak tertanggal 30 November ditujukkan kepada Pusat Kementerian untuk Pencegahan Radiasi. Dokumen menggambarkan pencurian materi radiokatif yang sangat berbahaya Ir-192.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement