Sabtu 27 Feb 2016 07:46 WIB

Sejarah Hari Ini: Kecelakaan Kereta yang Picu 'Perang' di India

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Pada hari ini tahun 2002 silam, 57 jemaat Hindu tewas dalam kebakaran di kereta India. Kebakaran terjadi pada Sabarmati Express yang menuju ke Ahmedabad dari stasiun Godhra di negara bagian barat India, Gujarat.

Kereta tersebut sedang memulangkan ratusan aktivis hindu dari ziarah ke situs sengketa Ayodhya di India timur, Uttar P. Daerah itu diklaim oleh dua komunitas, Muslim dan Hindu.

Aktivis Hindu menuding kelompok Muslim jadi pelaku. Perdana Menteri India, Atal Bihari Vajpayee telah berusaha untuk menenangkan situasi agar tidak ada ketegangan antar agama di India.

Daerah Ayodhya merupakan wilayah yang sudah disengketakan sejak puluhan tahun. Pada 1992, organisasi Hindu, Vishwa Hindu Parishad (VHP) menggelar demonstrasi yang menyebabkan masjid berusia 500 tahun Moghul mosque di Ayodhya rusak parah.

Para Hindu percaya bahwa masjid itu merupakan tempat kelahiran Tuhan mereka, Ram. Kerusakan menyebabkan kericuhan parah yang menyebabkan 3.000 orang tewas.

Sebelum insiden para 27 Februari ini, lebih dari 14 ribu Hindu berkumpul di Ayodha pada pekan-pekan terakhir. Mereka berencana mengkonstruksi kuil.

Pascainsiden, sekolah dan pertokoan ditutup di Godhra. Jam malam diterapkan. Polisi memerintahkan siapa pun yang mencurigakan untuk diringkus atau ditembak di tempat. Meski demikian, komunitas Hindu bersikeras mendirikan kuil di sana.

Bentrokan pun tidak terelakkan. Insiden merebak di Gujarat yang menewaskan 1.000 orang. Sebagian besar adalah Muslim. Kendaraan dan puing-puing dibakar di jalanan Ahmadabad, ibu kota Gujarat. Komunitas Hindu dilaporkan membuat kericuhan di beberapa kota Gujarat.

Sejumlah warga Muslim ditangkap pascakericuhan dan didakwa menyebabkan kekacauan. Namun mereka tidak dijatuhi hukuman. Konflik di Ayodhya terus berlanjut dengan Muslim dan Hindu sama-sama menuntut pembangunan rumah ibadah di titik yang sama.

sumber : BBC/history.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement