Ahad 06 Mar 2016 19:46 WIB

Keluarga Korban MH370 Berkumpul Peringati Hilangnya Pesawat

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Andi Nur Aminah
Mural tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
Foto: AP Photo/Bullit Marquez, File
Mural tentang hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Keluarga para korban hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 berkumpul untuk memperingati kepergian pesawat itu dua tahun silam, tepatnya pada 8 Maret 2014. Mereka meminta pihak otoritas melanjutkan pencarian pesawat.

"Salah satu misteri penerbangan terbesar abad ini tidak bisa dibiarkan tidak terselesaikan," kata mereka. Acara memoriam pada Ahad (6/3) itu dihadiri oleh anggota keluarga yang menuliskan nama para korban di balon putih dan menerbangkannya ke langit.

Mereka mengatakan MH370 akan selalu dikenang. Salah satu keluarga korban, Jacquita Gomes yang kehilangan suaminya Patrick Gomes mengatakan keluarga akan terus berusaha agar pencarian dilanjutkan. "Karena orang-orang tercinta kami belum pulang, jadi bagaimana bisa kami katakan ini selesai?," kata dia dilansir AP.

Ada puluhan keluarga penumpang menghadiri acara yang berlangsung di salah satu pusat perbelanjaan Kuala Lumpur itu. "Kami sudah melakukan semuanya. Kami menangis, kami memohon. Kami semua tersenyum tapi di baliknya ada kesedihan karena kami belum mencapai penyelesaian," kata Gomes.

Acara mengenang orang-orang tercinta itu berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Acara diisi dengan  bernyanyi, membaca puisi dan berdansa. Di panggung, di pajang latar belakang gambar pesawat dengan tulisan 'Pencarian 2.0, investigasi ulang, evaluasi ulang, mulai kembali. Jangan menyerah'.

Pihak otoritas telah mengatakan bahwa pencarian tidak akan diperluas jika tidak ada petunjuk baru. Seorang anak korban, Jiang Hui dari Cina mengatakan ia kehilangan ibunya Jiang Cui Yun yang berusia 62 tahun.

Jiang mengatakan ia kehilangan pekerjaannya sebagai teknisi IT beberapa bulan lalu pascatragedi karena ia mengalami depresi. Ia mengatakan telah mengajukan tuntutan hukum melawan Malaysia Airline. "Ini bukan soal uang, tapi untuk mencari jawaban atas misteri. Saya ingin ibu saya tahu bahwa saya tidak akan menyerah," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement