Senin 14 Mar 2016 05:40 WIB

Kedutaan AS Sudah Keluarkan Peringatan Serangan Ankara pada 11 Maret

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Achmad Syalaby
Bom mobil di Ankara, Turki
Foto: Reuters
Bom mobil di Ankara, Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sebuah bom mobil meledak pada Ahad (13/3), setidaknya 32 tewas akibat kejadian tersebut. Dilansir dari Reuters, Kedutaan Amerika Serikat (AS) pernah mengeluarkan peringatan pada 11 Maret, ihwal informasi mengenai serangan di gedung-gedung pemerintah di daerah Bahcelievler, Ankara.

Peringatan tersebut, juga menyatakan, serangan yang akan terjadi di jantung ibu kota Ankara, lokasinya tidak jauh dari ledakan bom mobil yang terjadi pada 17 Februari 2016 lalu.

Sebelumnya, sebuah bom mobil meledak dan menewaskan setidaknya 32 orang di salah satu jalan protokol di ibukota Turki, Ankara pada Ahad (13/3). Peristiwa tersebut juga melukai sedikitnya 75 warga. Ledakan bom mobil tersebut merupakan serangan yang ke dua di jantung kota dalam waktu sebulan.

Seorang pejabat keamanan senior kepada Reuters mengatakan, temuan awal menunjukkan serangan dilakukan oleh Partai Pekerja Kurdistan (PKK), atau sebuah kelompok militan yang berafiliasi, tapi tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.

Media negara TRT mengatakan mobil tersebut meledak di pusat transportasi utama. Dan menghancurkan sebuah bus yang membawa sekitar 20 orang di dekat pusat Taman Guven dan Kizilay Square. Pascaledakan, yang terjadi sekira pukul 06.43, lokasi tersebut penuh sesak.

Sebelumnya, militan Negara Islam telah melakukan setidaknya empat serangan bom di Turki sejak Juni 2015. Termasuk pemboman bunuh diri yang menewaskan 10 turis Jerman di jantung bersejarah Istanbul pada bulan Januari lalu. Kelompok jihad lokal dan radikal kiri juga telah melancarkan serangan di negara anggota NATO.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement