Rabu 16 Mar 2016 10:40 WIB

Turki Bergolak, Kekerasan Mematikan Terjadi di Kota Utama Kurdi

Rep: Gita Amanda/ Red: Achmad Syalaby
Petugas forensik melakukan olah lokasi ledakan bom bunuh diri di Ankara, Turki, Senin (14/3).
Foto: Reuters/Umit Bektas
Petugas forensik melakukan olah lokasi ledakan bom bunuh diri di Ankara, Turki, Senin (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DIYARBAKIR -- Kekerasan mematikan terjadi di kota utama Kurdi, Diyarbakir di Turki. Pasukan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) memblokir jalan dan terlibat bentrok dengan pasukan keamanan.

Pertempuran terjadi anatara pasukan keamanan Turki dan gerilyawan Kurdi pada Selasa (15/3), pascaserangan bom di Ankara pada Ahad (13/3). Pertempuran melibatkan tank, helikopter, dan mobil lapis baja.

Satu petugas polisi dan tiga militan Kurdi tewas di Diyarbakir, dan polisi kedua tewas di kota Nusaybin di mana PKK melancarkan serangan. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil pada Ahad. Para pejabat keamanan menyalahkan dua anggota PKK atas insiden tersebut.

Kekerasan meningkat di tenggara Turki sejak dua setengah tahun gencatan senjata runtuh pada Juli. Para militan telah memfokuskan serangan terhadap pasukan keamanan di kota-kota yang kini di berlakukan jam malam.

Pihak berwenang mengatakan, jam malam diberlakukan di beberapa bagian Diyarbaki sejak pukul 03.00, setelah militan mulai mendirikan barikade, menggali parit dan menanam bahan peledak.

Di tempat lain di tenggara, tank di pangkalan militer di kota Sirnak menembakkan peluru ke parit dan barikade. Saksi melihat asap mengepul dari wilayah itu saat tembakan dan ledakan terjadi di sekitar kota.

Militer Turki menanggapi pemboman Ankara dengan meluncurkan serangan udara pada Senin (14/3), memukul daerah pegunungan Qandil Irak utara yang menjadi pangkalan utama PKK. militer diperkirakan telah menewaskan 45 militan PKK, menghancurkan dua depot senjata dan dua posisi roket Katyusha.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement