Rabu 23 Mar 2016 22:57 WIB

Media Belgia Sebut Pelaku Utama Bom Brussels Belum Ditangkap

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Polisi menetapkan perimeter keamanan di dekat stasiun metro Maelbeek, di Brussels, Belgia, Selasa (22/3).
Foto: AFP / EMMANUEL Dunand
Polisi menetapkan perimeter keamanan di dekat stasiun metro Maelbeek, di Brussels, Belgia, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Media Belgia menyebut pelaku utama peledakkan bom di Brussels, Belgia belum ditangkap. Sebelumnya dilaporkan, pelaku utama serangan bom, Najim Laachraoui, telah berhasil ditangkap oleh kepolisian setempat pada Rabu (23/3).

Dilansir dari Channel News Asia, surat kabar La Libre Belgique menyebut yang telah ditangkap oleh pihak kepolisian adalah orang lain. Harian Derniere Heure, yang pertama kali menuliskan kabar tersebut, juga mengatakan pria yang ditangkap di distrik Anderlecht itupun salah diidentifikasi.

"Pria yang ditangkap di Anderlecht bukan Najim Laachraoui," kata surat kabar tersebut.

Pihak kepolisian pun menolak berkomentar mengenai hal ini, namun akan segera digelar konferensi pers. Media Belgia sebelumnya menyebut kakak-adik Khalid and Ibrahim El Bakraoui telah diidentifikasi sebagai dua bersaudara yang melakukan serangan bom di bandara dan stasiun Maalbeek pada Selasa.

Penyelidik Belgia menyebut serangan yang dilakukan Laachraoui menyusul penangkapan terhadap pelaku serangan Paris, Salah Abdeslam. Mereka mengatakan, Laachraoui menggunakan nama samaran Soufiane Kayal untuk mengunjungi Hungaria pada September lalu bersama Abdeslam.

Laachraoui juga diyakini telah mengunjungi Suriah pada Februari 2013. Jejak DNA pria tersebut ditemukan pada senjata dan bom peledak yang digunakan untuk serangan di Paris.

DNA Laachraoui juga ditemukan di sebuah apartemen di distrik Schaarbeek, Brussels, dimana ditemukan peralatan pembuatan bom serta sidik jari Abdeslam. Tak hanya itu, pihak keamanan juga menemukan DNA-nya di sebuah apartemen yang digunakan oleh para pelaku serangan Paris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement