Selasa 29 Mar 2016 08:09 WIB

Targetkan Kristiani, Sebagian Besar Korban Bom Lahore Justru Muslim

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Indira Rezkisari
Keluarga dan kerabat berduka atas kematian korban bom Lahore yang terjadi saat libur Paskah di sebuah taman.
Foto: EPA
Keluarga dan kerabat berduka atas kematian korban bom Lahore yang terjadi saat libur Paskah di sebuah taman.

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Keluarga korban meninggal dalam serangan bom di taman publik Lahore, Pakistan tenggelam dalam duka mendalam, Senin (28/3). Mereka masih tidak terima dengan aksi teror yang merenggut orang-orang tercinta mereka.

Seorang paman yang kehilangan keponakannya bercerita hari saat kejadian adalah hari keluarga untuk mereka. Sore itu adalah hari Ahad yang indah untuk Zainad, bocah enam tahun korban ledakan.

"Ia tidak sabar menghabiskan waktunya di taman bersama keluarga," kata pamannya, Ghulam Murtaza. "Ia sangat bersemangat ketika kami memutuskan untuk menghabiskan libur di sana," tambahnya.

Satu keluarga Murtaza baru saja tiba di Gulshan-i-Iqbal Park Lahore ketika bom bunuh diri meledak hanya beberapa meter dari area bermain anak. Bom itu menewaskan Zainab dan sedikitnya 70 orang lainnya. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

"Hari ini kami menerima jasadnya, tanganku gemetar, saya tidak bisa menggendongnya. Ia terlalu muda, ia hanya enam tahun," kata Murtaza pada Aljazirah. Serangan ini diklaim oleh faksi Taliban Jamaat ul Ahrar.

Mereka mengatakan serangan tersebut menyasar umat Kristiani yang sedang merayakan Paskah. Namun, sebagian besar korban yang tewas ternyata adalah Muslim, termasuk Zainab.

Seorang korban Kristiani, Sagir Masih berusia 17 tahun. Ayahnya, Ashraf Masir mempertanyakan keberadaan pemerintah Pakistan dalam upaya melindungi minoritas Kristen. "Hanya karena agama kami Kristen, apakah kami layak mati?," katanya.

Mudassir Butt yang kehilangan keponakannya yang berusia delapan tahun dan kakaknya yang berusia 55 tahun mengatakan pelaku pengeboman bukanlah Islam. "Mereka ini agama apa? Mereka bukan Islam. Tidak ada agama yang mengajarkan untuk membunuh orang tidak bersalah," katanya.

Jamaat-ul-Ahrar bersumpah untuk terus melakukan serangan serupa. Sehingga Pakistan meluncurkan operasi paramiliter khusus di Provinsi Punjab. Sejumlah pelaku diduga terkait pengeboman telah ditangkap dari beberapa kota. Perdana Menteri Nawaz Sharif pun berkunjung ke Lahore untuk mengunjungi korban-korban di rumah sakit, dikutip Aljazirah.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement