REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Pemantauan udara menunjukkan 95 persen bagian utara Great Barrier Reef rusak parah akibat fenomena alam pemutihan terumbu karang. Para pakar memperkirakan setengah dari terumbu karang di hamparan terumbu karang terluas di dunia ini akan mati bulan depan.
Professor Terry Hughes, pakar terumbu karang dari Universitas James Cook di Townsville yang memimpin kegiatan survei udara ini mengatakan situasi di kawasan Great Barrier Reef yang merupakan bagian dari situs warisan dunia ini sekarang sangat kritis.
"Kondisi ini akan mengubah Great Barrier Reef selamanya. Kami melihat tingginya tingkat pemutihan terumbu karang di kawasan Utara Great Barrier reef yang terentang sepanjang ribuan kilometer," kata Profesor Hughes.
Dari 520 gugusan terumbu karang yang di survei, hanya ada empat gugusan saja yang terbukti tidak mengalami pemutihan. Dari mulai Cairns hingga ke Torres Strait, kawasan yang dahulu terlihat sebagai rantai terumbu karang berwarna-warni seperti pelangi, kini hanya terlihat seperti rantai terumbu karang berwarna putih saja," ujarnya.
"Namun masih terlalu dini untuk mengatakan berapa banyak terumbu karang yang sudah mati, namun melihat dari tingkat keekstriman yang terjadi bahkan karang yang paling kuat yakni dari jenis karang salju putih saja, Saya kira sekitar setengah dari karang itu akan mati di bulan mendatang atau bahkan lebih banyak lagi," kata Profesor Hughes.