REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Wabah ebola di Afrika Barat tidak lagi menjadi ancaman kesehatan masyarakat internasional, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (29/3).
WHO menyatakan berakhirnya wabah yang telah berlangsung selama hampir 20 bulan dan menewaskan sekitar 11.300 orang. Direktur Jenderal WHO Margaret Chan menerima rekomendasi komite pakar independen yang juga menyerukan pencabutan larangan bepergian dan perdagangan, yang telah menimbulkan dampak bagi Guinea, Liberia dan Sierra Leone.
"Wabah ebola di Afrika Barat bukan lagi merupakan Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional (PHEIC).Meski demikian kapasitas pemantauan dan respons tinggi harus dipertahankan untuk memastikan kemampuan negara-negara tersebut mencegah infeksi ebola dan dengan cepat mendeteksi serta merespon kemunculan kembali di masa depan," kata Chan di markas WHO di Jenewa.
Ebola, penyakit demam hemoragik, telah menewaskan 11.300 orang di tiga negara tersebut sejak kemunculannya yang tidak terdeteksi pada akhir 2013 di hutan di Guinea.
Penyakit tersebut menimbulkan kekhawatiran global dan kritik keras terhadap WHO. Sementara pemerintah dan badan-badan bantuan berlomba membantu menghentikan epidemi tersebut.
Seluruh rantai asal penularan virus sudah terputus, meskipun kluster-kluster infeksi baru masih terjadi karena kemunculan kembali virus, kata WHO dalam sebuah pernyataan.
Baca: 'Kesiapan Prajurit untuk Pembebasan WNI Urusan Saya'