Rabu 30 Mar 2016 14:26 WIB

Pembajakan EgyptAir Jadi Bahan Lelucon

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Maskapai EgyptAir
Foto: Reuters/Mohamed Abd El Ghany
Maskapai EgyptAir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Peristiwa pembajakan pesawat EgyptAir melahirkan reaksi beragam. Di dunia maya, netizen membuat lelucon 'Saya Harap Saya Bersama Mereka', merujuk pada penumpang pesawat yang dibajak.

Pesawat yang dibajak sebenarnya bertujuan domestik dari Alexandria ke Kairo. Namun pesawat tiba-tiba dibajak dan diminta mendarat di Siprus, Yunani. Di Twitter, tagar berbahasa Arab 'Saya Harap Saya Bersama Mereka' dipenuhi pernyataan iri para netizen pada penumpang EgyptAir.

"Pesanlah penerbangan ke Hurghada pada 7 April dan Anda bisa dibajak dan tiba-tiba berada di Siprus hanya dengan 180 pound Mesir," kata seorang netizen. "Siapa tahu, Anda bisa berada di Prancis atau Italia," tambahnya.

Pergi ke Eropa memang jadi hal yang tidak biasa bagi warga Mesir. Kebutuhan visa dan aturan ketat yang diterapkan pada pemegang paspor Mesir telah menjadi hal yang selalu dipermasalahkan.

Sehingga berita soal pesawat domestik Mesir yang tiba-tiba bisa mendarat di Eropa tanpa peraturan ketat itu jadi membuat netizen iri. Kepolisian Siprus mengatakan pembajak pesawat adalah pria Mesir berama Seif el-Din Mustafa.

Menurut kabar yang beredar, Mustafa ingin mengubungi mantan istrinya yang kini tinggal di Siprus. "Ia ingin mengirim surat untuknya," kata polisi anonim tersebut. Hal ini juga menjadi sasaran pembahasan netizen. "Ya Tuhan, Sungguh, pria Mesir romantis sekali!," kata salah satu reaksi netizen. "Jika ia berani membajak sebuah pesawat untukmu, he's the one," kata netizen lainnya.

Baca juga, Pesawat Mesir Dibajak.

Komentar bernada lain juga datang merespon lelucon ini. Seorang pengguna Facebook, Mohamed Elsawy mengatakan insiden ini tidak boleh lagi jadi bahan lelucon. "Bayangkan ketakutan para penumpang ketika mereka tahu bahwa akan ada pesawat lain yang membawa mereka pulang ke Mesir," kata dia.

Seorang penumpang pesawat, Farrah el-Dibany menceritakan pada Aljazirah tentang kondisi saat pembajakan. "Ketika saya melihat kami melayang di atas laut, saya mulai takut. Ada yang salah tapi tak ada yang membayangkan jadinya seperti ini," kata dia.

Menurutnya, satu kru kabin saat itu meminta penumpang mengumpulkan paspor. Mereka tidak memberitahu alasannya. Sekitar 45 menit kemudian, satu orang kru kabin mengatakan pesawat sedang dibajak tapi mereka tidak memberiahu siapa yang membajak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement