Kamis 07 Apr 2016 07:08 WIB

Panama Papers Ungkap Perusahaan Minyak Iran Jadi Klien Mossack Fonseca

Rep: C25/ Red: Nur Aini
Kantor firma hukum Mossack Fonseca di Panama.
Foto: AP/Arnulfo Franco
Kantor firma hukum Mossack Fonseca di Panama.

REPUBLIKA.CO.ID,PANAMA -- Mossack Fonseca dalam dokumen yang bocor dari Panama Papers diketahui bekerja untuk perusahaan minyak Iran. Padahal, perusahaan minyak Iran tersebut masuk dalam daftar hitam AS.

Perusahaan itu diketahui telah bekerja untuk Petropars Ltd pada 2010 setelah klien lainnya mendapat sanksi AS yang seharusnya dijatuhkan ke perusahaan energi. Petropars dan klien tersebut berbagi alamat pos yang sama di British Virgin Island, yang dibuat Mossack Fonseca. Alamat tersebut ditandai oleh bank terkait dengan perusahaan dalam daftar hitam AS.

Hal itu diakui perusahaan rekanan, Jurgen Mossack yang mengirim email keluhan tentang pengecekan latar belakang.

"Semua orang tahu ada sanksi PBB kepada Iran, dan kita pasti tidak mau berbisnis dengan rezim dan individu dari situ. Bukan karena OFAC (the Office of Foreign Assets Control, departemen treasury AS yang berurusan dengan saksi tersebut) saja, tapi itu ke luar dari prinsip," tulis Jurgen Mossack seperti dilansir the Guardian.

Mossack Fonseca diketahui telah bekerja untuk perusahaan Iran, saat Kantor Kepala mereka di Jenewa meminta agar klien diberi alamat surat baru di British Virgin Island. PO Box 3136 di Road Town, TOrtola, dimiliki sejumlah perusahaan termasuk Petropars.

Petropars dinilai memainkan peran kunci mengamankan investasi asing ladang gas alam South Pars. Ladang gas terbesar di dunia itu terletak di Teluk Persia dan sebagian dimiliki Qatar.

Mossack Fonseca dikatakan telah bekerja untuk Petropars dan dua perusahaan lain, Drilling Company International Limited dan Venirogc Limited. Itu merupakan perusahaan bersama dengan perusahaan milik Venezuela PDVSA, dan masuk daftar hitam  AS tahun berikutnya.

Baca juga: Presiden Cina dan Pejabat Tinggi Ikut Terkait Skandal Panama Papers

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement