REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wikileaks menyebut Washington dan miliader George Soros berada di belakang pengungkapan dokumen Panama Papers yang belakangan menghebohkan. Serangan ini menurut Wikileaks, sengaja 'diproduksi' untuk menargetkan Rusia dan Presiden Putin.
Seperti dilansir Russian Today pada Rabu (6/4), Wikileak mengatakan di akun Twitter-nya, kebocoran dokumen Panama Papers diproduksi oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Organisasi ini didanai oleh Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan miliader George Soros. Soros merupakan sosok yang bermain penting dalam krisis 1998.
Pengungkapan ini disebut-sebut menargetkan Rusia dan bekas Uni Soviet. Wikileaks menambahkan, serangan ini merupakan pukulan serius bagi integritas.
Menurut jurnalis Jerman dan penulis Ernst Wolff, Pemerintah Amerika sedang melaksanakan kebijakan destabilisasi di seluruh dunia. "AS sedang mempersiapkan untuk krisis keuangan super besar, dan mereka ingin semua uang itu di brankas mereka sendiri dan tidak dalam kubah dari negara-negara lain," kata Wolff kepada Russian Today.
Awal pekan ini, kepala International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) Gerard Ryle mengatakan kepada TASS, Putin bukanlah target kebocoran. Namun bocoran ini bertujuan untuk menjelaskan praktik perusahaan offshore internasional ini. "Itu bukan cerita tentang Rusia. Ini adalah cerita tentang dunia offshore," kata Ryle.
Namun pernyataan itu kontras dengan liputan media internasional mengenai kebocoran Panama Papers. Meski tak menyebut langsung Vladimir Putin atau anggota keluarganya, namun banyak media arus utama memasang foto putin sebagai pelengkap cerita.
Baca juga, Panama Papers Ungkap Dugaan Pencucian Uang Tokoh-Tokoh Dunia.
Media-media asing mengaitkan Panama Papers dengan penempatan aset orang-orang kaya di dunia ke daerah tax haven atau bebas pajak. Salah satunya yang disebut yakni British Virgin Island.
Juru bicara Wikileaks yang juga wartawan investigasi Islandia Kristinn Hrafnsson mengatakan, Panama Papers merupakan produk jurnalisme yang tak bertanggung jawab. Menurutnya, pemangkasan dokumen hampir tak dapat dilihat sebagai bentuk jurnalisme yang bertanggung jawab.
Juru bicara Wikileaks juga mengatakan kepada Russian Today, ia tak terkejut tidak ada nama-nama besar AS dalam bocoran 11,5 juta dokumen dari perusahaan hukum Panama itu. Menurutnya bocoran sengaja dibuat berdasarkan kepentingan AS.