REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kasus penculikan anak oleh orang tua sendiri kini berkembang menjadi tren yang mengkhawatirkan. Mantan personel militer Australia yang sering membantu orang tua melacak anaknya yang hilang diculik mengaku semakin banyak orang tua yang meminta bantuan dirinya.
Pria asal Queensland, Michael Watter mengatakan dirinya tidak akan pernah berhenti mencari sampai ia berhasil menemukan anak perempuan kembarnya yang hilang diculik selama 2 tahun terakhir.
Kakak beradik kembar, Isabella dan Bronte Watter dan ibu mereka Cassie Watter menghilang dari Townsville pada April 2014. Mereka hilang hanya beberapa bulan setelah dia berhasil mendapatkan hak asuh penuh atas kedua anak kembarnya tersebut.
"Suasana yang Saya hadapi tidak pernah menjadi mudah dan malah semakin bertambah buruk setiap harinya karena Anda berharap mereka suatu saat akan kembali, tapi pada kenyataannya tidak," tuturnya lirih.
"Saya sangat senang menjadi ayah dan bagian terbesar dalam hidup saya yang menghilang,' katanya.
Kepolisian Federal Australia (AFP) dan juga Kepolisian Queensland hingga kini masih aktif menyelidiki kasus ini. Mereka meyakini anak kembar Watter telah diberi identitas baru dan tampaknya ia dan ibunya telah mendapat bantuan dari teman-teman ibunya.
Temuan baru di Utara New South Wales juga tengah menjadi penyelidikan polisi. Tahun lalu, sebuah situs yang dibuat untuk mendukung pencarian Cassie Watter mendapatkan puluhan dukungan. Siapa saja yang memiliki informasi mengenai anak kembar Watter ini didorong untuk menghubungi polisi.
Watter, yang pindah dari Townsville ke Brisbane berharap situs ini akan membantu dirinya menemukan kedua anak kembarnya. Bahkan keluarganya menawarkan uang sebesar 50 ribu dolar AS bagi siapa saja yang memiliki informasi yang dapat menuntunya untuk mendapatkan kembali anaknya.
AFP mengatakan banyak kasus penculikan oleh orang tua berakhir di luar negeri, dimana biasanya 2 atau 3 anak dibawa selama seminggu ke Australia atau ke luar negeri oleh orang tuanya.