Kamis 07 Apr 2016 16:11 WIB

Omar al-Bashir: Saya Berhenti pada 2020

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Sudan Omar al-Bashir (tengah) meninggalkan ruangan seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di lokasi KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).
Foto: Antara/Panca Syurkani
Presiden Sudan Omar al-Bashir (tengah) meninggalkan ruangan seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di lokasi KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Presiden Sudan Omar al-Bashir mengatakan akan mundur pada 2020. Kepada BBC, Bashir mengatakan ia hanya akan mundur diakhir masa mandatnya.

"Pada 2020, akan ada presiden baru dan saya akan jadi mantan presiden," katanya.

Bashir mulai berkuasa sejak 1989. Ia terus memenangkan pemilu termasuk pada April tahun lalu. Saat berbicara dengan Thomas Fessy dari BBC, ia mengaku pekerjaannya melelahkan dan kepengurusan kali ini akan jadi yang terakhir.

Ia juga menyangkal tuduhan yang menjadikannya buronan Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC). Pengadilan mengatakan, Bashir bertanggung jawab atas kejahatan perang dan genosida.

Bashir menyangkal tuduhan ia menyusupi pasukan Sudan untuk melakukan kekerasan di desa-desa kulit hitam Afrika. Pasukan tersebut dinilai melakukan operasi 'pembersihan' di wilayah barat Sudan, Darfur.

PBB mengatakan, lebih dari 2,5 juta orang terpaksa mengungsi di Darfur sejak 2003. Menurut Bashir tidak ada alasan bagi penjaga perdamaian PBB dan pekerja bantuan untuk tetap di wilayah Darfur.

Baca juga, Kenapa Sudan Memilih Saudi Dibandingkan Iran?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement