REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Indonesia dan Turki sepakat untuk terus meningkatkan hubungan ekonomi dan kerja sama kontra terorisme. Kesepakatan tersebut merupakan hasil dari pertemuan antara menteri luar negeri (menlu) Indonesia Retno Marsudi dengan Menlu Turki Mevlüt Çavuşoğlu di sela-sela pertemuan para menlu Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
“Untuk meningkatkan nilai perdagangan kedua negara, Sidang Komisi Bersama Indonesia-Turki (SKBIT) bidang ekonomi akan dilaksanakan dalam waktu dekat," ujar Menlu Retno seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/4).
Hal ini merupakan kesepakatan kedua Menlu mengingat nilai perdagangan kedua negara pada 2015 hanya mencapai 1,4 miliar dolar AS yang merupakan penurunan nilai perdagangan dari 2014. Komisi Bersama terakhir kedua negara dilakukan pada 2008.
Selain pelaksanaan SKBIT, kedua menlu juga membahas Indonesia-Turkey Comprehensive Trade Economic Partnership Agreement (IT-CTEPA). Pada Desember 2015, Delegasi Indonesia dan Turki telah bertemu dan membahas TOR IT-CTEPA.
Menlu kedua negara juga membahas kemajuan kerja sama di bidang industri strategis, antara lain kerja sama di bidang alat komunikasi pertahanan untuk perbatasan, dan joint development of medium tank.
Terkait kerja sama di bidang kontra terorisme, kedua Menlu melakukan tukar informasi mengenai tantangan yang dihadapi dalam melawan ektremisme dan terorisme. “Kerja sama pertukaran data intelijen sangat penting untuk ditingkatkan,” katanya.
Turki menyampaikan apresiasi atas peran aktif Indonesia dalam isu Palestina antara lain melalui pelaksanaan konferensi tingkat tinggi (KTT) Luar Biasa ke-5 mengenai Palestina Al Quds Al Sharif.
Turki merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2011. Nilai perdagangan Indonesia-Turki pada tahun 2015 mencapai 1,4 miliar dolar AS yang merupakan ke-7 terbesar di Eropa Barat.
Jumlah investasi Turki di Indonesia mencapai 3,9 juta dolar AS pada 2015. Sedangkan jumlah wisatawan Turki ke Indonesia mencapai 6.000 orang (2014) dan jumlah wisatawan Indonesia ke Turki tercata sekitar 58 ribu orang pada 2014.
Baca juga, Turki: Hubungan dengan Israel Bisa Dipulihkan, Asal.